Kuartal I Ekonomi RI Baik, Waktu Tepat Investor Masuk ke Pasar Modal

Aktivitas Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Selama empat bulan pertama tahun ini, sejumlah indikator perekonomian belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Selama kuartal-I 2019, perekonomian tumbuh hampir sama dengan periode yang sama tahun lalu, namun neraca perdagangan hingga akhir April kembali mencatat defisit.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Melihat perkembangan domestik yang terjadi saat ini, Direktur Utama Bahana Sekuritas, Feb Sumandar mengatakan, sebenarnya saat ini adalah saat yang pas untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia, karena return dan gain yang ditawarkan Indonesia masih lebih baik dibanding negara lainnya.

"Dan dengan prospek perekonomian jangka menengah-panjang yang cukup menjanjikan, terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga," kata Feb di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis malam 23 Mei 2019.

Buka Perdagangan BEI, Ma'ruf Amin: Ekonomi 2024 Masih Menunjukkan Tanda-tanda Optimisme

Feb menjelaskan, saat pasar saham mengalami tekanan, investor bisa mencari pendanaan atau berinvestasi di obligasi pemerintah maupun korporasi yang memiliki prospek positif.

Selama kuartal I-2019, Bahana telah berhasil mengantarkan Exim Bank, Maybank, dan PLN dalam mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi dan sukuk, dengan total sekitar Rp7,75 triliun.

Holding BUMN Jasa Survei Dukung Bursa Karbon di Indonesia, Ini Perannya

Selain itu, Bahana ditunjuk sebagai konsultan keuangan atas transaksi penjualan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia.

“Di sisa tahun ini, kami perkirakan lebih banyak korporasi yang mencari pendanaan baik dengan menerbitkan saham maupun obligasi untuk menopang ekspansi usaha,” kata Feb.

"Kami sangat berharap Otoritas Jasa Keuangan bisa menjaga keadaan tetap kondusif dan aman bagi semua pemain di pasar modal melalui regulasi yang adil bagi semua pihak,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya