YLKI: Mudik Tak Bisa Dilihat Hanya dari Jawa Sentris Saja

Jembatan Kali Kuto, Jalur Mudik Tol Trans Jawa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA - Anggota pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo mengatakan, dalam menghadapi musim lebaran 2019, ada sejumlah isu yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan para stakeholder. Beberapa isu tersebut misalnya terkait dengan sektor transportasi, sembako, ketersediaan BBM, objek wisata, bahkan sampai kebutuhan listrik.

Penumpang Pesawat Naik Pada Lebaran 2019, Kereta Api Malah Turun

"Karena mudik itu juga membawa peta konsumsi listrik yang bergeser dari Jakarta ke pinggiran Jakarta. Data PLN bahkan menyebut, saat lebaran itu (konsumsi listrik) paling tinggi ada di daerah Tegal. Makanya mereka siapkan trafo tambahan agar tidak meledak," kata Sudaryatmo dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Mei 2019.

Tak ketinggalan, Sudaryatmo juga mengingatkan pentingnya masalah telekomunikasi dan infrastruktur, yang semestinya sudah dipersiapkan secara matang oleh para pihak provider maupun operator guna menghadapi musim lebaran ini.

Penumpang Pesawat Naik Pada Lebaran 2019, Kereta Api Malah Turun

Meski demikian, Sudaryatmo mengakui bahwa berbagai dinamika yang selalu terjadi di musim lebaran setiap tahun, merupakan masalah yang harus bisa diantisipasi oleh pemerintah dan para pihak terkait lainnya.

Dia pun mencontohkan kasus naiknya harga tiket pesawat dalam beberapa waktu terakhir, yang dibarengi dengan pengumuman beroperasinya Tol Trans Jawa secara komersial.

Pertamina MOR III: Konsumsi Pertamax Ramadan-Idul Fitri Naik 12 Persen

Sehingga, Sudaryatmo pun meyakini bahwa dinamika semacam itulah yang harus selalu ditanggapi dengan sigap oleh pemerintah, dan para stakeholder terkait agar hal-hal terkait persiapan menjelang musim lebaran bisa segera diselaraskan, dengan perubahan lanskap mobilitas masyarakat di samping dampak ekonomi yang akan menyesuaikannya.

"Karena kalau dari sisi konsumen, harus dilihat dari seberapa aspek safety-nya. Kedua, masyarakat akan melihat waktu tempuh. Misalnya Jakarta-Solo, kalau waktu tempuhnya bisa diperpendek dari mudik-mudik sebelumnya, maka itu akan menjadi perhatian positif bagi masyarakat," kata Sudaryatmo.

"Dan memang kebutuhan mudik itu sebenarnya tidak bisa dilihat hanya dari Jawa sentris saja, karena yang mudik kan di seluruh Indonesia," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya