Tiga Masukan Kadin Indonesia untuk Periode Kedua Jokowi

Presiden Joko Widodo (kiri) menerima pengurus Kadin dan Hipmi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Pengusaha nasional yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyampaikan tiga masukan kepada Presiden Joko Widodo untuk memimpin selama lima tahun ke depan. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Jokowi yang digelar di Istana Merdeka. 

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Jokowi akan mendorong secara penuh masalah ekonomi selama lima tahun ke depan karena menyebut sudah tidak ada beban. Tiga masukan dari Kadin ini menurut Rosan mampu mengurangi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) Indonesia. 

Usulan pertama, soal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang saat ini kurang lebih berjumlah 3,6 juta orang dengan nilai remitansi atau transfer dana melalui para TKI kurang lebih baru mencapai US$11 miliar. 

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Hal ini jauh berbeda dengan tenaga kerja Filipina yang hanya sebanyak 3,5 juta orang namun remitansinya mencapai US$33 miliar. 

"Kenapa itu bisa lebih tinggi? Masalahnya adalah kemampuan dari bahasa, dari nursing. Jadi itu bisa didorong dengan program vokasi yang juga sedang didorong pak Presiden ini. Itu kita bilangnya quick win," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 12 Juni 2019.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Rosan mencontohkan, jika mampu naik sebesar US$10 miliar tentunya akan mengurangi CAD Indonesia yang saat ini kurang lebih berjumlah US$30 miliar. Lalu usulan yang kedua adalah mendorong pariwisata. 

Menurutnya jika dibandingkan dengan negara di ASEAN, Indonesia kurang lebih hampir 15,5 juta namun baru mampu mencatat devisa sebesar US$17 miliar. Sedangkan Thailand dengan wisatawan hampir 38 juta mampu mencatat devisa hingga US$62 miliar. 

"Jadi average spending dan average tinggal juga lebih lama di Thailand," kata dia. 

Lalu yang ketiga adalah mengenai industri tekstil yang karena perang dagang AS-China diprediksi bisa mendongkrak ekspor garmen Indonesia. 

"Karena di tengah perang dagang ini justru tekstil kita, garmen kita, berdasarkan asosiasi dan juga dari pemain tekstil, mengalami pelonjakan 25-30 persen tahun ini. Bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu pada saat sekarang ini," jelas dia. 

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah, Anindya Novyan Bakrie menambahkan, selain ekspor tekstil, semua lini diharapkan juga mampu meningkatkan ekspornya. Khususnya yang memiliki nilai tambah.

"Intinya Semua yang bisa diekspor secepat mungkin harus dilakukan untuk memperkuat neraca tapi ke depannya kita pengen yang diekspor adalah yang memiliki nilai tambah," ungkap Anin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya