Teken MoU, MRT Jakarta dan Blue Bird Sepakat Berintegrasi 

MoU PT MRT Jakarta dan Taksi Blue Bird.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – PT MRT Jakarta dan PT Blue Bird Tbk telah menandatangani nota kesepahaman, terkait 'Studi Pengembangan Layanan Transportasi Terintegrasi serta Pemesanan dan Pembayaran Tiket MRT Jakarta Bagi Pengguna MRT Jakarta dan Bluebird'.

Wali Kota Berharap Proyek MRT 'Beneran' Sampai Tangsel: Itu Kita yang Usul

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar mengatakan, MoU ini bertujuan agar kedua belah pihak sama-sama menjajaki rencana studi, terkait pengembangan layanan transportasi terintegrasi untuk konektivitas 'first and last mile' menuju layanan MRT Jakarta.

"Ini kan teknologi, termasuk tempat shelter-nya Blue Bird nya nanti di mana. Itu kan harus distudikan," kata William di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 3 Juli 2019.

Dirut MRT Jakarta Beberkan Alasan Revitalisasi Kawasan Blok M

William mengatakan, hasil studi ini nantinya akan menentukan posisi shelter MRT dan shelter Blue Bird, agar kedua moda transportasi tersebut dapat mengintegrasikan layanannya.

Diharapkan, nantinya hal itu akan mempermudah para penumpang yang akan beralih layanan transportasi, dari moda MRT menggunakan layanan taksi khususnya milik Blue Bird.

Diskon! Naik MRT Jakarta Cuma Rp 243 pada 23-24 Maret 2024

"Karena kan ada pengguna yang mau naik ojol, ada juga yang mau naik taksi. Nah ini bagaimana kita memfasilitasi, maka kita buat platformnya," kata William.

Ia menjelaskan, selain membuat kesepakatan studi bersama pihak Blue Bird terkait integrasi layanan ini, nantinya mereka juga akan menggandeng pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta, untuk penentuan lokasi antar jemput penumpang yang akan menggunakan layanan taksi Blue Bird tersebut.

Dia memprediksi, masa studi sampai pada proses perizinan nantinya akan memakan waktu sekitar enam bulan. Sehingga, upaya pengintegrasian antara MRT dan Blue Bird melalui fasilitas mobile applications nantinya bisa segera terealisasi.

"Yang lama adalah implementasinya. Kalau studinya bisa cepat selesai, maka tinggal implementasinya kan," kata William.

Mengenai apakah integrasi MRT-Blue Bird ini akan mampu meningkatkan jumlah penumpang bagi kedua moda transportasi tersebut, William pun meyakini hal itu akan bisa terwujud.

"Kalau sinergi pasti akan menumbuhkan jumlah penumpang. Bayangkan saja, sekarang MRT hanya 16 kilometer, massa masih butuh transportasi sambung (last mile). Salah satu opsinya orang naik taksi atau ojol. Nah itu yang harus kita fasilitasi," ujarnya.

Diketahui, ruang lingkup studi yang dikerjasamakan antara MRT Jakarta dan Bluebird adalah untuk:

  1. Melakukan studi skema pick up dan drop off taksi bagi pelanggan MRT Jakarta untuk mengurangi kemacetan dan memberikan solusi untuk optimalisasi antara kebutuhan penumpang dan ketersediaan taksi Bluebird
  2. Melakukan studi skema kerja sama konektivitas last mile & first mile bagi pelanggan MRT Jakarta dan Bluebird, termasuk tempat tunggu bagi Pelanggan Bluebird sebagai tempat drop off dan pick up Taksi dari dan/atau ke stasiun MRT Jakarta
  3. Melakukan studi skema layanan transportasi terintegrasi (Multi Moda) dengan pihak lain secara menyeluruh sebagai salah satu bagian dari ekosistem transportasi di Indonesia.
  4. Melakukan studi skema penjualan tiket MRT Jakarta melalui program-program seperti aplikasi dan kanal lain yang dimiliki MRT Jakarta dan Bluebird.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya