Laporan BI: Penjualan Eceran Juni 2019 Diperkirakan Melambat

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Bank Indonesia mencatat, penjualan eceran pada Mei 2019 tumbuh dan meningkat. Hal itu didorong oleh faktor musiman yaitu Ramadan yang jatuh pada bulan tersebut. 

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil atau IPR hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang tumbuh sebesar 7,7 persen secara tahunan. Capaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan April 2019 sebesar 6,7 persen secara tahunan.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh penjualan sub kelompok sandang, kelompok suku cadang dan aksesori, dan kelompok makanan, minuman serta tembakau. Seiring dengan permintaan yang meningkat selama bulan Ramadan dan menjelang perayaan Hari Raya Idul fitri.

8 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Terendah di Dunia

Peningkatan penjualan sub kelompok Sandang pada bulan itu tercatat tumbuh 43,9 persen secara tahunan, kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh 25,4 persen secara tahunan. Kemudian ada pula kelompok makanan, minuman dan tembakau yang masing-masing 6,4 persen.

Meski alami pertumbuhan pada Mei 2019, BI memperkirakan, bahwa penjualan eceran pada Juni 2018 tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terindikasi dari IPR pada Juni 2019 yang diprakirakan tumbuh 2,2 persen secara tahunan. 

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

"Sejalan dengan kembali normalnya permintaan setelah Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul fitri," tulis BI dalam laporannya, Selasa, 9 Juli 2019.

Pertumbuhan IPR pada Juni 2019 ditopang oleh kelompok Suku Cadang dan Aksesori dan sub kelompok Sandang. Masing-masing diperkirakan hanya tumbuh sebesar 19,2 persen dan 13,9 persen secara tahunan, jauh di bawah pertumbuhan Mei.

Sebagai informasi, hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau hingga Agustus 2019 yang diprakirakan akan menurun. Itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum atau IEH tiga bulan yang akan datang sebesar 138,3, lebih rendah dibandingkan 160,5 pada bulan sebelumnya. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya