Kadin: Impor Baja Non SNI Berpotensi Matikan Industri Lokal

Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, 7 Februari 2019./Ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak ada upaya khusus dari pemerintah maupun penegak hukum untuk lebih memperketat masuknya baja impor non Standar Nasional Indonesia (SNI). Impor baja ini dikhawatirkan membuat kelangsungan industri baja dalam negeri terancam.

Dukung Geliat Pegolf Muda, KS Gelar 53th Giving Gratitude Golf Tournament

Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin, Johnny Darmawan mengatakan, persoalan ini sebetulnya masuk dalam kasus penegakan hukum yang perlu ditelusuri. Khususnya, banyak permainan pada spesifikasi baja hingga kode impor HS yang dilakukan oleh 'pemain'.

"Misalnya HS dilapis plastik itu beda dan dengan harga yang lebih murah sehingga dia masuk. Harusnya fair treatment, impor silahkan, tapi harus SNI," kata Johnny dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Pemberantasan Peredaran Produk Baja Non SNI”, di Menara Kadin Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.

Purwono Widodo Diangkat Jadi Dirut Krakatau Steel

Ia berharap ada suatu kontrol yang lebih ketat dari pemerintah agar bisnis industri baja di Indonesia bisa tetap sehat. Pengusaha lokal, imbuh dia, siap bersaing dengan sehat namun secara tegas menolak impor baja non SNI.

"Saya juga dapat kabar para pemain baja di Indonesia ini sudah idle semua, utilisasinya rendah, akhirnya buntutnya PHK, pendapatan berkurang. Ini masalah nasional bukan hanya Kadin," tutur dia.

Krakatau Steel Proyeksikan Cetak Laba US$88 Juta di 2023

Bagaimana pun, lanjut dia, perusahaan nasional atau pun pabrik baja harus tetap hidup, karena memiliki karyawan yang harus diberdayakan. Selain itu, industri baja berkontribusi terhadap penerimaan negara.

Dia mengaku yakin kebutuhan baja di Indonesia ke depan terus meningkat seiring pembangunan infrastruktur maupun properti. 

"Saya yakin bisa meningkat terus, karena (penggunaan baja) bukan hanya di infrastruktur tapi di properti juga naik, kalau tidak ditangani serius, ini kan pembangunan tetap jalan. Jadi jangan sampai kolaps usaha lokal," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya