RI Diklaim Termasuk Negara dengan Hambatan Regulasi Tertinggi di Dunia

Ilustrasi kilang minyak.
Sumber :
  • Antara/ Aguk Sudarmojo

VIVA –  Kinerja investasi minyak dan gas bumi di Indonesia terbilang rendah. Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, menyampaikan hal tersebut karena kepastian aturan di Indonesia yang masih sangat buruk. 

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Berdasarkan data olahan Indef, kinerja investasi migas di Indonesia hingga Semester I - 2019 baru terealisasi sebesar US$ 5,21 miliar atau baru dikisaran 35 persen dari target 2019 yang dipatok pemerintah sebesar US$ 14,79 miliar.

Peneliti Indef Abra Talattov mengungkapkan, buruknya kepastian aturan itu tergambar dari data OECD tentang Regulatory Restrictiveness Index 2018. Nilai indeks RRI Indonesia tercatat sebesar 0,31 poin, jauh di atas rata-rata OECD sebesar 0,07 poin. Menyebabkan Indonesia berada di urutan ke-44.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

"Ini membuktikan bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki hambatan regulasi tertinggi di dunia, maka tidak mengherankan apabila kinerja investasi migas di Indonesia masih rendah," kata dia dalam diskusi online Indef, Sabtu 28 Juli 2019.

Dia mengatakan, rendahnya realisasi investasi migas tersebut menjadi anomali di tengah suburnya terobosan kebijakan yang telah ditelurkan pemerintah, salah satunya seperti skema Gross Split yang digadang-gadang dapat meningkatkan keuntungan yang lebih besar bagi investor. 

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

"Buktinya, hanya ada 14 blok yang berhasil dilelang dengan skema gross split dalam dua tahun terakhir.Hal yang sangat penting dan menjadi perhatian investor justru adalah soal stabilitas hukum dan politik, bukan sekedar insentif yang dijanjikan pemerintah," tegas dia.

Karenanya, lanjut Abra, wajar jika isu utama yang mesti diantisipasi oleh investor adalah potensi gejolak politik yang berujung pada perombakan kebijakan baik secara minor apalagi yang bersifat mayor. Setiap perubahan kebijakan mesti dilakukan dengan halus, melalui dasar kajian yang kredibel dan proses dialog yang terbuka dan setara dengan stakeholders

"Hambatan domestik lah yang justru menjadi momok bagi investor migas. Upaya peningkatan investasi migas ke depan mestinya didorong pada level eksplorasi dan juga menambah pasokan dari eksploitasi di blok-blok terminasi melalui strategi enhanced oil recovery," tutur dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya