3 Alasan Raja Salman Ganti Dedengkot Energi Arab Saudi

Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Festival Janadriyah, Riyadh, Arab Saudi.
Sumber :
  • Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout

VIVA – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz resmi mencopot Khalid al-Falih sebagai menteri energi, dan digantikan oleh Pangeran Abdulaziz bin Salman pada Minggu, 8 September 2019.

Raja Salman Ucapkan Selamat ke Prabowo jadi Presiden Terpilih: Semoga Sukses

Pangeran Abdulaziz merupakan saudara tiri yang usianya lebih tua dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi.

Apa alasan Khalid diganti, padahal ia merupakan orang kepercayaan Raja Salman dan dedengkot di industri energi? Berikut penjelasannya berdasarkan data yang diolah VIVA:

Raja Salman Gelontorkan Rp12,5 Triliun untuk THR Fakir Miskin hingga Pengangguran di Saudi

Kewenangannya ‘dipereteli’

Menjabat sebagai menteri perminyakan sejak 2016, Khalid telah menjadi wajah kebijakan energi Arab Saudi. Akan tetapi, teknokrat veteran ini justru memperlihatkan portofolio yang menurun, setidaknya dalam dua tahun terakhir.

Wow, Raja Salman Sumbang 20 Ton Kurma dan 50 Alquran untuk Umat Muslim di Indonesia

Kekuatannya di salah satu kementerian strategis itu perlahan berkurang pada bulan lalu. Ketika negara pengekspor minyak mentah utama dunia tersebut mengumumkan pembentukan kementerian perindustrian dan sumber daya mineral baru.

Dengan demikian ada pemisahan wewenang antara kementerian perindustrian dan kementerian energi.

Loyo sebelum IPO

Sebelum dipecat sebagai menteri energi, Khalid juga tidak lagi menjabat sebagai ketua dewan perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco.

Lengsernya Khalid terjadi saat perusahaan itu mempersiapkan penawaran umum saham perdana (IPO) yang dipuji banyak kalangan.

Portofolio Khalid juga dipandang kurang mumpuni, lantaran harga minyak yang merosot.

Perannya yang semakin berkurang telah menyebabkan laporan masuk bahwa dirinya sudah tidak disukai oleh Raja Salman, yang berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dari ketergantungan pendapatan terhadap minyak untuk bertahan hidup.

Posisi ketua dewan Aramco lalu diisi oleh Yasir al-Rumayyan, yang sebelumnya menjabat gubernur Dana Investasi Publik Kerajaan Arab Saudi.

Penggantinya bukan 'anak kemarin sore'

Diangkatnya Pangeran Abdulaziz sebagai menteri energi merupakan pertama kali berasal dari anggota keluarga kerajaan. Namun, bukan berarti ia minim pengalaman.

Ia memiliki pengalaman seumur hidup di bidang energi. Pangeran Abdulaziz pernah menjadi penasihat menteri energi pada 1985, sebelum diangkat sebagai wakil menteri perminyakan pada 1995. Posisi wakil menteri itu diduduki selama hampir satu dekade, atau hingga 2005.

Pangeran Abdulaziz kemudian menjabat sebagai asisten menteri minyak hingga 2017, ketika dirinya ditunjuk sebagai menteri negara untuk urusan energi. Ia juga telah lama menjadi anggota delegasi Arab Saudi pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya