Wamen BUMN Klaim Teknologi Finansial Bisa Sejahterakan Masyarakat

Wakil II Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Wakil II Menteri Badan Usaha Milik Negara, Kartika Wirjoatmodjo memastikan, langkah pemerintah dalam memasyarakatkan penggunaan teknologi finansial, memiliki korelasi dengan upaya menyejahterakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan, berdasarkan penelitian, faktor menyejahterakan masyarakat itu bisa dimulai dari upaya untuk membuat mereka masuk ke akses-akses keuangan digital.

"Misalnya untuk mendapatkan modal kerja, mendapatkan akses dan kesempatan penjualan barang, serta mengenali dan memanfaatkan potensi pasar yang ada," kata Tiko dalam telekonferensi, Selasa 30 Juni 2020.

Curhat Kementerian BUMN Punya Dana Melimpah Buat Genjot UMKM, Tapi Terbentur Aturan OJK 

Dengan demikian, nantinya masyarakat akan bisa memulai usahanya, mengakses kredit usaha rakyat (KUR) atau bahkan memulai produktivitas seperti misalnya dengan menanam sayur sendiri.

Selain itu, nantinya mereka juga akan bisa masuk menjadi bagian dari rantai pasokan itu sendiri, dalam usaha atau model bisnis yang dikembangkannya tersebut.

Bantu Redam Dampak El Nino, ASDP Tebar 1.000 Sembako Gratis di Pelabuhan Bolok Kupang

"Jadi mereka enggak stagnan, sehingga harapannya akses keuangannya dan literasi keuangan bisa membuat mereka meningkatkan kemampuan dan bentuk usahanya agar naik kelas serta lebih maju," kata Tiko.

"Karena kalau mereka terjebak rentenir, itu mereka bisa miskin seumur hidup dan usahanya dikerdilkan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja, mengaku sependapat dengan apa yang diutarakan oleh Kartika Wirjoatmodjo tersebut.

Sebab, selama ini masih banyak masyarakat yang unbank dan underbank, sehingga sulit mendapatkan fasilitas kredit. Hal itu dikarenakan data soal potensi pengembangan bisnis mereka memang tidak tersedia, sehingga pihak bank ragu memberikan fasilitas kredit tersebut.

Karenanya, Haryati memastikan bahwa apabila nantinya para pedagang pasar atau masyarakat pengusaha lainnya mau menggunakan platform LinkAja dalam menjalankan bisnisnya, maka mereka akan bisa mendapatkan fasilitas kredit seperti misalnya kredit usaha rakyat (KUR) dan lain sebagainya.

"Sehingga, hal itu akan bisa membuat mereka terhindar dari jebakan rentenir, yang justru kerap menjadi penghalang bagi kemajuan usaha dan bisnis mereka tersebut," kata Haryati.

"Selain itu, kalau mereka mau memulai penggunaan teknologi finansial seperti LinkAja ini, maka mereka juga bisa menghemat waktu agar tidak perlu mengantre panjang-panjang saat melakukan pembayaran segala macam urusan keuangan secara digital," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya