Dampak COVID-19 Menyebar, Kini Giliran Korea Selatan Resesi Ekonomi

Pabrik Hyundai di Ulsan, Korea Selatan
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Korea Selatan jatuh ke dalam resesi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini, sekaligus menjadi penurunan terburuk dalam kurun waktu lebih dari dua dekade. Resesi terjadi setelah pandemi COVID-19 mempengaruhi ekspor dan output pabrik di Negeri Ginseng itu.

Drama Low Life Tentang Rahasia Gelap dan Harta Karun Bakal Tayang 2025 Mendatang

Baca Juga: Ekonominya Negatif 41,2 Persen, Singapura Masuk Resesi

Negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia tersebut tercatat mengalami penyusutan ekonomi hingga mencapai 3,3 persen pada kuartal II atau akhir Juni 2020 dari tiga bulan sebelumnya. 

Park Bo Ram Dimakamkan Hari ini, Dihadiri Sederet Rekan Artis

Menurut Bank of Korea, ini adalah kontraksi paling tajam yang dialami Korea Selatan sejak kuartal pertama 1998 dan lebih curam kontraksinya hingga 2,3 persen dari proyeksi sejumlah ekonomi sebelumnya.

"Sementara pengeluaran konsumen harus pulih secara bertahap, ancaman virus belum hilang sepenuhnya dan masih ada beberapa penerapan jarak sosial. Sementara itu permintaan global masih butuh waktu untuk pulih, yang akan membebani pemulihan ekspor," kata Ekonomi Capital Economis Asia, Alex Holmes, dikutip Channel News Asia, Kamis 23 Juli 2020.

Top Trending: Sosok Pendeta Gilbert Singgung Salat hingga Turis Korea Lakukan Aksi Tak Senonoh

Kegiatan ekspor yang menyumbang hampir 40 persen dari perekonomian Korsel menjadi hambatan terbesar pada pertumbuhan. Ekspor turun 16,6 persen pada kuartal pertama, terburuk sejak 1963.

Investasi konstruksi turun 1,3 persen kuartal ke kuartal, sementara investasi modal turun 2,9 persen. Output dari sektor manufaktur dan jasa masing-masing turun 9 dan 1,1 persen.

Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki, mengatakan ekonomi kemungkinan akan pulih pada kuartal ketiga. Pemerintah Korsel juga telah meluncurkan stimulus sekitar 277 triliun won untuk melawan dampak ekonomi dari pandemi.

"Mungkin bagi kita melihat rebound pada kuartal ketiga karena pandemi semakin melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berlanjut," ujar Hong. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya