Meski Turun, Laba Bersih BCA Semester I Masih Rp12,2 Triliun

Menara Bank Central Asia (BCA), MH Thamrin
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mengalami penurunan laba bersih pada Semester I-2020. Laba bersih pada periode itu tercatat sebesar Rp12,2 triliun, turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya Rp12,9 triliun. 

Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 17 Triliun di 2023, Kantongi Laba Bersih Rp 50 Miliar

Meski begitu, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan laba sebelum provisi dan pajak masih bertumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. 

"Jadi kalau masalah penurunan laba ada dua komponen. Laba itu dari sebelum di potong provisi dan pajak itu dari hasil operasional. Dari situ seperti dipaparkan saya kira masih bagus meski dengan catatan dalam program restrukturisasi," kata dia, Senin, 27 Juli 2020.

BI Pastikan Masyarakat di Lebaran 2024 Dapat Uang Baru

Baca juga: Pertamina Raih Laba Bersih Rp35,8 Triliun pada 2019

Dari sisi pertumbuhan kredit, Jahja mengakui, pandemi COVID-19 berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. 

Laba PT SMI Turun Jadi Rp 2,08 Triliun di 2023, Ini Penyebabnya

Kredit hanya tumbuh sebesar 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. Sedangkan membukukan kredit korporasi sebesar Rp257,9 triliun, meningkat 17,7 persen, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9 persen menjadi Rp184,6 triliun. 

Pada portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh flat 0,3 persen menjadi Rp91 triliun dan dan kredit kendaraan bermotor (KKB) turun 11,9 persen menjadi Rp42,5 triliun. 

Baca juga: Bank Mandiri Bukukan Laba Rp7,9 Triliun pada Kuartal I-2020

Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit turun 18,6 persen menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1 persen menjadi Rp146,9 triliun.

"Kalau mereka kesulitan kita lakukan adjustment, tentunya kredit baru yang ekstrem. Dalam kredit kendaraan bermotor kalau normal sekitar Rp2,5-3 triliun per bulan, kemarin drop sampai titik bawah Rp200-300 miliar per bulan. Ke depan kita harapkan ada perkembangan positif," ucap dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya