Karyawan Alfamart Ancam Demo Karena Gaji Dipotong, Ini Kata Manajemen

Gerai Alfamart dan tenant UMKM di depannya.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sejumlah karyawan Alfamart yang tergabung dalam Aliansi Serikat Pekerja Alfamart atau ASPAL, berencana menggelar aksi protes pada 11-13 Agustus 2020. Protes itu terkait dengan kebijakan pemotongan gaji sebesar 10 persen, karena adanya ketentuan soal Nota Selisih Barang atau NSB.

Viral Gegara Gaya Glamornya saat Demo, Ibu Kades Wiwin Terpantau Punya Tas Branded 1 Lemari

Menanggapi rencana aksi tersebut, Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin mengaku, pihaknya tak mempermasalahkan adanya rencana aksi protes tersebut.

"Menyampaikan aspirasi itu kan hak setiap orang," kata dia saat dihubungi VIVA, Jumat, 7 Agustus 2020.

Turun Gunung Ikut Demo Kecam Israel, Baasyir: Pemerintah RI Tak Boleh Lemah Hadapi Yahudi

Baca juga: Wapres Ma’ruf Tegaskan Pandemi Corona Peluang Emas Bisnis Produk Halal

Namun, Solihin berharap bahwa aksi protes itu nantinya tidak akan mengganggu aktivitas kinerja para karyawan. "Kalau kita berharap aksi protes semua teman-teman itu agar jangan sampai mengganggu aktivitas pekerjaan itu sendiri dan merugikan perusahaan," ujarnya.

Pentolan Mega-Bintang Pimpin Demo People Power di Solo Besok

Saat ditanya soal latar belakang protes para karyawannya tersebut, Solihin menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan adanya penerapan kebijakan pemotongan gaji, apabila hasil akhir perhitungan 'stock opname' melebihi batas toleransi kehilangan.

Di mana manajemen telah menentukan bahwa batas toleransi akibat kehilangan barang itu adalah sebesar 0,15 persen untuk di toko, dan 0,20 persen untuk di warehouse atau distribution center (DC).

"Jadi kalau melewati batas toleransi itu, ada yang disebut tanggung jawab. Di mana seluruh orang yang ada di bagian itu harus bertanggung jawab setelah ada batas toleransi yang memang ditanggung oleh perusahaan itu tadi," kata Solihin.

Solihin menjelaskan, pemotongan gaji karyawan itulah yang akan dikenakan akibat kesalahan yang dibuat, dalam hal ini kehilangan barang yang tidak sesuai dengan data penjualan atau nota selisih barang (NSB).

"Saya ambil contoh, misal terima barang 10 dan laku 8, harusnya kan sisa 2, tapi ternyata stok cuma 1. Nah, berarti kan ada kehilangan 1 barang, siapa yang harus tanggung jawab?" ujar Solihin.

Lebih lanjut, Solihin memastikan bahwa orang-orang yang akan melakukan aksi protes itu bukanlah karyawan Alfamart secara keseluruhan, melainkan hanya sebagian saja. "Tapi enggak di semua cabang terjadi (aksi protes) itu. Kita punya 32 cabang dan tidak semuanya mau protes," kata Solihin.

Dia juga menambahkan, pihak manajemen tetap akan membuka ruang dialog bersama para karyawan yang akan melakukan aksi protes tersebut, demi mencari titik temu guna menyelesaikan masalah itu.

"Tapi kita akan melaksanakan dialog lah bersama kawan-kawan karyawan yang melakukan protes tersebut," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya