Buah Lokal Diburu saat Pandemi Corona, Potensi Bisnisnya Besar

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Sebagai salah satu langkah mendorong pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah meluncurkan Gelar Buah Nusantara atau GBN ke-5. Hal ini sejalan dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia atau GBBI, yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak Mei lalu.

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, GBN bertujuan untuk menggali potensi bisnis komoditas buah asli nusantara. Serta mensosialisasikannya kepada masyarakat konsumen Indonesia dalam rangka mengurangi konsumsi buah impor.

"Sekaligus mendorong peningkatan agribisnis buah asli nusantara," kata Airlangga dalam telekonferensi, dikutip Selasa 11 Agustus 2020.

Indonesia, Singapore Discuss Labor Cooperation

Baca juga: Realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional Capai Rp151,25 Triliun

Airlangga berharap, langkah ini dapat mendorong agar buah asli nusantara bisa menjadi pemain utama pasar buah dalam negeri. Sekaligus, jadi upaya peningkatan ekspor guna mendongkrak pendapatan petani.

Menko Airlangga Bertemu Menteri Singapura Bahas KEK hingga Kerja Sama Ketenagakerjaan

Sebab, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS pada September 2019 menyebut, rata-rata konsumsi buah oleh masyarakat Indonesia hanya 41,95 per kapita per hari, atau sekitar 67 gram per kapita per hari.

“Angka tersebut masih jauh di bawah rekomendasi konsumsi buah oleh WHO, yakni sebesar 150 gram per kapita per hari," ujar Airlangga.

Selain itu ditinjau dari aspek perdagangan, saat ini neraca perdagangan buah-buahan Indonesia masih defisit Rp19,1 triliun. Besarnya defisit ini dipengaruhi terutama oleh impor empat jenis buah-buahan, yakni anggur, apel, jeruk, dan pir, dengan total nilai impor sebesar Rp16,7 triliun.

Sedangkan, jenis buah-buahan yang memberikan kontribusi ekspor yang besar, antara lain adalah manggis, nanas, pisang, salak, dan mangga dengan nilai mencapai Rp986,1 miliar. 

Terlebih, dalam masa pandemi COVID-19 ini impor buah di Kuartal I 2020 mengalami penurunan sebanyak 14,5 ribu ton, atau turun 45 persen dibandingkan impor di bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah itu tercatat turun hingga 54 persen.

Sementara dari sisi produksi, buah lokal mengalami tren kenaikan rata-rata sebesar 10,12 persen dalam empat tahun terakhir.

"Kenaikan produksi buah lokal meningkatkan peluang ekspor sekaligus substitusi buah impor, mengingat permintaan akan buah lokal juga meningkat sejak pandemi COVID-19," kata Airlangga.

"Khususnya buah yang dapat meningkatkan imunitas tubuh, dan memberikan manfaat kesehatan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya