BTN Syariah Bidik Dana Kelolaan BPKH Genjot Pembiayaan Rumah

Direktur BTN Andi Nirwoto.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN Syariah menegaskan kesiapannya berkolaborasi dan bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Hal itu dilakukan guna menggenjot pembiayaan rumah subsidi maupun nonsubsidi.

Memahami 5 Tujuan dalam Prinsip Keuangan Syariah

Direktur BTN, Andi Nirwoto, mengungkapkan, kerja sama ini bertujuan untuk mencari dana jangka panjang yang diperlukan dalam pembiayaan perumahan. Kinerja perusahaan pun diharapkan bisa terus terakselerasi.

"Dengan berkolaborasi bersama BPKH bisa menekan mismatch yang selama ini terjadi dalam membiayai perumahan," ujar Andi dikutip dari keterangannya, Selasa 25 Agustus 2020.

Startup Lokal Bidik Pasar Inggris dengan Prinsip Syariah

Baca juga: Sektor Perumahan hingga Konstruksi Diguyur Dana PEN Triliunan Rupiah

Dia mengatakan, dana kelolaan BPKH yang cukup besar berpotensi besar bisa dimanfaatkan perseroan. Tentunya dengan menawarkan skema bagi hasil investasi yang aman dan menjanjikan. Investasi di sektor properti pun ditegaskan sangat aman saat ini. 

OJK Terbitkan Aturan Baru Bank Syariah, Perkuat Kepercayaan Masyarakat

"Kami bisa mencarikan skema yang sesuai dengan kebutuhan investasi BPKH. Bisa di pembiayaan rumah subsidi maupun nonsubsidi," tuturnya.

Menurut Andi, kerja sama dengan institusi dalam pembiayaan perumahan bisa menekan cost of fund. Untuk itu, selain meningkatkan dana murah, kerja sama institusi seperti dengan SMF, BPKH, dan yang terbaru dengan Bank Syariah Mandiri akan terus diperluas. 

"Jadi, kerja samanya dalam satu project mereka bisa ambil 50 persen atau mau ambil semuanya juga bisa," ujarnya.

Hingga semester I-2020, UUS BTN masih mencatatkan kinerja positif. Untuk penyaluran pembiayaan, BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,54 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp23,03 triliun per Juli 2020. 

Sementara itu, pembiayaan pemilikan rumah di segmen nonsubsidi masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan yakni sebesar 12,46 persen yoy menjadi Rp8,1 triliun pada Juli 2020. 

“Kami mengambil segmen di bawah Rp500 juta. Segmen ini relatif lebih aman dan lancar padahal di situasi pandemi,” jelas Andi. 

Segmen KPR subsidi juga masih menunjukkan pertumbuhan positif di level 7,3 persen yoy menjadi Rp12,32 triliun per Juli 2020. Andi optimistis, potensi KPR subsidi masih besar hingga akhir tahun nanti. 

Apalagi, permintaan KPR subsidi di BTN Syariah telah melebihi kuota yang diberikan hingga saat ini. 

“Kami juga sedang memoles infrastruktur TI [teknologi informasi] hingga mempercepat business process, sehingga dapat terus memberikan pelayanan terbaik dan memenuhi permintaan dari nasabah kami,” tutur Andi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya