Luhut Yakin Investasi FMG asal Australia Bakal Cepat Terealisasi

Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

VIVA – Usai menandatangani akta kesepakatan Industri Hijau dan penandatanganan letter of intent tentang Pengurangan Sampah Plastik Laut bersama Fortescue Future Industries dan Minderoo Foundation dari Australia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, berharap rencana investasi Fortescue Metals Group itu akan terealisasi secara lebih cepat.

Tiba di Istana, Bos Apple Tim Cook Langsung Rapat dengan Jokowi

Apalagi, Andrew Forest selaku bos tambang Australia dari Fortescue Metals Group (FMG) juga sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, terkait pemberian arahan soal pengembangan energi terbarukan untuk mendukung pengembangan industri hijau.

"Saya yakin bahwa rencana investasi FMG melalui FMG Future Industries ini akan melaksanakan rencana investasinya lebih cepat dibandingkan dengan investor lain," kata Luhut dalam telekonferensi, Jumat 4 September 2020.

Jokowi Bertemu Tim Cook Hari Ini, Menperin: Ada Kebijakan yang Kita Keluarkan untuk Apple

Baca juga: Kisah Heroik Tim Gegana, Selamatkan SBY dan Jakarta dari Serangan Bom

"Karena kami telah menerima banyak proposal serupa dari investor lain, tapi dengan kemajuan (realisasi) yang sangat lambat," ujarnya.

HGBT Industri Genjot Penerimaan Negara hingga Investasi, Begini Penjelasanya

Luhut mengaku senang atas penandatanganan perjanjian ini setelah melihat rekam jejak cemerlang dari Andrew. Hal itu ditambah dengan sederet visi inti FMG, baik secara korporasi maupun visi para pendiri serta pimpinannya saat ini, yang dinilai sangat visioner dari kacamata industri hijau itu.

Apalagi, salah satu poin penandatanganan ini adalah untuk memberikan kerangka kerja koordinasi melalui satuan tugas bersama untuk memfasilitasi, mempercepat, dan melaksanakan investasi FMG di bidang industri hijau.

"Di mana hal itu akan berbasis pada pengembangan 60 GW tenaga air dan 25 GW tenaga panas bumi energi terbarukan di seluruh Nusantara," ujar Luhut.

Luhut berpendapat, investasi untuk pembangkit listrik, tidak termasuk infrastruktur tambahan, akan memakan biaya hingga puluhan miliar dolar. Diharapkan, investasi yang sangat besar ini akan dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia.

"Ini hanya langkah pertama yang harus dipupuk. Saya pribadi akan mendorong tim saya untuk implementasi, dan saya yakin Andrew akan melakukan hal yang sama," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya