Trump Idolakan Putin karena Kelola Rusia Seperti Perusahaan Pribadi

Trump, Putin dan pemimpin dunia lainnya.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut sangat mengidolakan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebab, Putin dinilai mampu mengelola Rusia seperti perusahaan pribadinya.

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Dilansir VIVA Bisnis dari Business Insider, Selasa 8 September 2020, hal tersebut dikatakan mantan pengacara Trump Michael Cohen dalam buku yang ditulisnya berjudul 'Disloyal: A Memoir: The True Story of the Former Personal Attorney to President Donald J.Trump'.

Buku tersebut rencananya akan diterbitkan Selasa waktu AS. Namun, sebelumnya telah dilihat oleh The Washington Post dan CNN.

Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza

Baca juga: Genjot Kinerja di Tengah Pandemi, Crown Group Perkuat Tim Penjualan

Dalam buku tersebut, Cohen mengungkapkan alasan utama Trump sangat mengagumi Putin adalah uang. Meski hingga kini sulit mendeskripsikan harta yang dimiliki Putin, Trump menyebut dia adalah orang terkaya di dunia saat ini. Pernyataan itu dikutip dari The Washington Post.

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Trump menurut Cohen, sangat mengagumi bagaimana cara Putin mengambil alih kekuasaan di setiap lini Rusia. Bahkan, Putin mampu menjalankan negara tersebut layaknya perusahaan pribadinya.

Lebih lanjut menurut Cohen, saking kagumnya ke Putin, Trump pun mencoba mengikuti Putin dalam mengelola AS. Upaya tersebut sudah terlihat saat Trump mencalonkan diri pada 2016 lalu. 

"Mengunci musuh politik Anda, mengkriminalisasi perbedaan pendapat, menakut-nakuti atau membangkrutkan pers yang bebas melalui tuntutan hukum yang mencemarkan nama baik. Visi Trump yang mencakup segalanya tidak terbukti bagi saya sebelum dia mulai mencalonkan diri sebagai presiden," tulis Cohen.

Dalam buku tersebut Cohen pun menegaskan secara terbuka menentang pemilihan kembali Trump sebagai Presiden AS pada November mendatang. Dia pun telah dihukum karena di antaranya melanggar undang-undang kampanye atas nama Trump. 

Saat ini, dia diketahui sedang menjalankan hukuman federal selama tiga tahun atas kejahatan yang dilakukannya saat bekerja untuk Trump.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya