Ekonomi Kuartal III-2020 Diperkirakan Minus hingga 2,9 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVAnews.com

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan proyeksi Kementerian Keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020. Dia memperkirakan ekonomi Indonesia minus di kisaran -1,0 persen hingga -2,9 persen.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Akibatnya Indonesia bisa memasuki resesi karena kuartal II-2020 minus 5,32 persen. "Menunjukkan tekanan kontraksi dalam pada kuartal III," kata Sri Mulyani saat konferensi pers virtual, Selasa, 22 September 2020.

Sri mengatakan, penyebab utama minusnya ekonomi pada kuartal III-2020 karena masih anjloknya konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Konsumsi rumah tangga diperkirakannya minus di kisaran -3 persen hingga -1,5 persen. Investasi -8,5 persen hingga -6,6 persen dan ekspor di kisaran -13,9 persen sampai -8,7 persen.

"Kalau kita lihat kontribusi negatif dua-duanya terbesar dari investasi konsumsi dan ekspor kita," ungkap Sri.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Jokowi Ingin Jadikan Kawasan Pantai Utara Jawa Superkoridor Ekonomi

Adapun dari sisi konsumsi pemerintah dikatakannya, satu-satunya yang tumbuh positif di kisaran 9,8-17,7 persen karena belanja negara yang tumbuh. "Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskal sebagai cara counter cyclical," kata dia.

Adapun dari sisi impor, dia memperkirakan, masih di kisaran minus antara -26,8 persen hingga -16 persen. Artinya kinerja sektor manufaktur masih belum optimal.

"Sehingga belum menunjukkan pemulihan, masih sangat rapuh. Jadi meski PMI sudah di atas 50 tapi kita tetap harus hati-hati melihat perkembangan ekonomi kita," ujar Sri. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya