- VIVAnews/ Luly
VIVAnews - Di luar dugaan, bisnis perhotelan di Sumatera Barat justru meningkat setelah gempa yang terjadi September 2009 lalu. Dari ketersediaan kamar hotel hanya 2.500 pada 2009, pada Januari 2012 nanti diperkirakan sudah 3.500.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Barat, Maulana Yusran, menyatakan pertumbuhan kamar hotel terjadi di Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Padang menjadi penyumbang utama kenaikan jumlah kamar hotel.
Hotel Inna Muara yang saat gempa berkapasitas 90 kamar, saat beroperasi pada awal 2012 nanti akan berlipat ganda menjadi 180 kamar. "Ada penambahan sekitar 7 hingga 8 hotel berskala besar yang dibangun di Padang dan Bukittinggi pasca gempa," kata Alan, panggilan Maulana.
Lonjakan jumlah kamar hotel yang sempat porak-poranda akibat gempa 7,9 Skala Richter pada akhir September 2009 lalu, menunjukkan Sumbar masih diminati kalangan bisnis perhotelan. Salah satu hotel besar yang mulai beroperasi di Padang saat ini seperti Mercure Hotel berbintang empat.
Tahun ini, grup Zuri juga akan memulai pembangunan hotelnya di Padang. "Zuri Express yang berbintang dua dipastikan akan meramaikan bisnis hotel di Sumbar pada akhir tahun ini," ujarnya.
Pasca gempa 2009 lalu, Sumbar sempat kehilangan sekitar 600 kamar atau setara dengan 50 persen kamar hotel berbintang di Sumbar. Sekitar 12 hotel berbintang seperti Basko Hotel, Ambacang Hotel, Bumiminang Hotel, tidak befungsi pasca gempa.
Kini, Basko Hotel telah berfungsi normal. Sedangkan Ambacang dan Inna Muara sedang dalam perbaikan yang diperkirakan awal tahun 2012 akan kembali berfungsi.
Laporan Eri Naldi | Padang
