Alasan Kawasan Berikat Bangun Rumah Sakit Buruh

Kawasan Berikat Nusantara
Sumber :
  • www.ekon.go.id

VIVAnews - PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) akan membangun rumah sakit khusus buruh dan dormitory (asrama) khusus untuk buruh di dalam kawasan guna mewujudkan kawasan industri bertaraf internasional.

5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

"Saat ini, KBN telah terkenal di Asia, tapi persyaratan untuk menjadi taraf internasional masih kurang, yaitu rumah sakit dan dormitory," kata Direktur Utama KBN, Raharjo Arjosiswoyo, di Jakarta, Senin 24 September 2012.

Raharjo menjelaskan, beberapa syarat untuk menjadi kawasan industri internasional telah dipenuhi KBN, antara lain klinik kesehatan, pasukan keamanan, dan pagar keliling. "Tinggal dua syarat lagi, yaitu rumah sakit dan asrama," ujarnya.

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

Sebelumnya, empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan bersinergi membangun rumah sakit khusus buruh di KBN Cakung senilai Rp200 miliar. RS Buruh ini nantinya dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektare setinggi empat lantai, dengan operasional rumah sakit di bawah manajemen RS Pelni.

Sementara itu, untuk pembangunan asrama, Raharjo melanjutkan, akan dibangun di atas lahan seluas empat hektare di KBN Cakung. Rencananya, KBN akan membangun enam unit asrama. Tapi, untuk tahap awal, akan dibangun satu dulu yang mampu menampung 2.000 orang.

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Setiap dormitory rencananya dibangun setinggi empat lantai dengan fasilitas standar asrama yaitu kamar tidur yang layak, kamar mandi serta air bersih. Satu asrama akan menelan investasi sebesar Rp100 miliar.

"Kami ajukan dalam waktu dekat, sehingga 2013 awal sudah dapat dibangun dan akan memakan waktu pembangunan delapan bulan. Jadi, akhir 2013 sudah dapat beroperasi," katanya.

Raharjo menjamin, asrama yang dioperasikan oleh KBN ini tidak akan mengganggu bisnis kos-kosan yang dijalankan warga sekitar. "Jumlah pekerja kami mencapai 80.000 orang, kos-kosan penduduk juga tidak akan bisa menampung semuanya," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya