Mengeruk Uang dari Berbisnis di Instagram

Ilustrasi wanita pakai ponsel saat belanja
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Berbisnis sembari bersenang-senang. Mungkin ini ungkapan yang tepat untuk menggambarkan manfaat dari keaktifan di media sosial yang menghasilkan uang banyak.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Justin Livingston tidak pernah mengira bisa menjadi bos bagi dirinya sendiri. Pada 2012, ia bekerja di media sosial Amazon, dan dalam waktu luangnya ia memanfaatkan akunnya di Instagram untuk berbagi segala hal tentang busana pria.

Tak lama kemudian, ia pun mulai didekati oleh perusahaan-perusahaan di bidang fashion untuk menawarkan model produk mereka. Sekarang, dia dibayar oleh perusahaan-perusahaan itu untuk kiprahnya mempopulerkan produk fashion di media sosial.

Seperti diberitakan CNBC, Sabtu 12 April 2014, itu merupakan salah satu contoh pekerjaan yang oleh industri disebut sebagai "Instagram influencer."

Pada usia 25 tahun, Livingston sekarang menghasilkan uang yang cukup banyak dengan menjadikan kebiasaan di waktu senggangnya itu sebagai pekerjaan penuh waktu atau "full time". Merek fashion terkenal seperti Ralph Lauren dan Armani Exchange membayar dia untuk menghadiri berbagai event dan memodelkan produk mereka.

Sebagai platform milik Facebook yang mencoba untuk menghasilkan uang, Instagram dalam beberapa hal kerap bersaing dengan para penggunanya dalam pundi-pundi iklan.

Brian DiFeo merintis Mobile Media Lab, sebuah agensi yang mirip Instagram influencer, bekerja sama dengan merek-merek yang ingin memperluas jangkauan bisnis mereka. DiFeo mengatakan bahwa seorang pengguna Instagram dengan sekitar 200.000 follower bisa menghasilkan uangĀ  berkisar US$5.000 hingga US$7.500 per bulan di mana saja.

Ada cukup banyak uang berputar dalam ekonomi baru ini, di mana lembaga pencari bakat seperti, Next misalnya, memiliki tim khusus yang didedikasikan sepenuhnya untuk aktif sebagai Instagram influencer.

Jennifer Powell, seorang agen pencari bakat berbasis di Los Angeles, merupakan salah satu yang mengiklankan produk di Instagram.

"Bila Anda kenal seseorang dengan 2 juta follower Instagram, itu iklan konsumen langsung. Ini bukan akal-akalan," kata Powell.

Pemerintah AS melalui Federal Trade Commission mensyaratkan beberapa aturan untuk media sosial ketika pengguna dibayar. Tetapi ketentuannya cukup sederhana untuk memberikan kejelasan dalam keterangan mengenai produk.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Tanggapan atas aturan ini beragam, namun sebagian besar menyatakan tak keberatan asalkan bisa mendapat bayaran dari memasarkan produk suatu merek.

Livingston menyatakan apa yang ia posting melalui akunnya di Instagram mengutamakan keotentikan. Menurut dia, ini penting untuk menjaga hubungan dengan follower.

"Saya hanya tidak ingin merasa seperti sekadar melemparkan beberapa produk," kata dia. (art)

Sandra Dewi dan Suaminya, Harvey Moeis

Wawancara Lawasnya Jadi Sorotan, Sandra Dewi Ogah Disebut Hidup Bak di Negeri Dongeng

Kehidupan pribadi Sandra Dewi mendadak jadi sorotan pasca penetapan status tersangka suaminya, Harvey Moeis oleh Kejaksaan Agung.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024