Pabrik Smelter Diprediksi Dorong Perekonomian Kalimantan Barat

Tambang emas J Resources Asia Pasifik di Nunukan, Kalimantan Utara
Sumber :
  • Antara/ M Rusman
VIVAnews
Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025
- Sektor industri di Kalimantan Barat diprediksi terus berkembang, seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut.

Jadwal Lengkap Sprint Race dan Balapan MotoGP Spanyol 2024, Akhir Pekan Ini

“Kalau kami lihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik), pertumbuhan PDRB (produk domestik regional bruto) Kalimantan Barat triwulan II-2014, naik sekitar 4,6 persen dibandingkan periode yang sama 2013,” kata Bayu Priawan Djokosoetono, Bendahara Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 15 Desember 2014.
Merayakan Hari Film Nasional 2024, Arif Brata Ajak Penonton ke Bioskop Menyaksikan Keluar Main 1994


Komisaris Blue Bird Group Holding ini menambahkan, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar didominasi sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor konstruksi.


“Di Kalimantan Barat juga rencananya akan dibangun pabrik pengolahan, atau smelter bauksit terbesar di Indonesia. Smelter yang ditargetkan akan beroperasi pada 2015 ini mempunyai kapasitas produksi dua juta ton alumina per tahun," ujar Bayu.


Menurutnya, smelter dengan kapasitas produksi dua juta ton dan total investasi US$1 miliar itu akan mendorong tumbuhnya industri dan sektor penunjang lainnya di Kalimantan Barat.


Misalnya, di Singkawang akan dibangun bandara, serta pengembangan pelabuhan Pontianak. Penambahan infrastruktur semacam ini akan semakin memacu pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.


Lebih lanjut, dia mengatakan, kehadiran pemerintah baru Presiden Joko Widodo, telah memberikan harapan terwujudnya kemajuan perekonomian.


Dia menjelaskan, kalangan pengusaha mengharapkan seluruh potensi usaha dapat berkembang, tidak sebatas wilayah sepanjang pesisir Kalimantan Barat. Menurutnya, wilayah pedalaman memiliki banyak potensi, terutama agro bisnis, setelah era industri kayu berlalu.


Hal tersebut, ungkapnya, bisa terwujud jika sarana infrastruktur di wilayah pedalaman yang saat ini kondisinya memprihatinkan juga mendapat perhatian. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya