Presiden Minta Menhub Urai Kepadatan Penerbangan di Jawa

Ilustrasi maskapai penerbangan.
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perhubungan dan Panglima TNI agar segera menyelesaikan masalah makin padatnya traffic penerbangan di bandara enclave sipil, atau bandara yang merupakan pangkalan udara TNI Angkatan Udara (AU) yang juga digunakan untuk penerbangan sipil. 

Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara
Bandara-bandara itu adalah Bandara Adi Soemarmo di Solo, Bandara Adi Soetjipto di Yogyakarta, Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Husein Sastranegara di Bandung, dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang‎.

Air France Luncurkan Maskapai Berbiaya Murah
Dilansir dari situs Sekretaris Kabinet RI, pada Sabtu 9 Januari 2016, Istana melihat dalam perkembangannya, muncul beberapa permasalahan dan kendala pengoperasian bandara enclave sipil. Seperti pembangunan dan pengembangan bandar udara, aset, pengaturan operasi penerbangan di wilayah bandara, batas daerah lingkungan kerja, sampai pada pengelolaan lalu lintas udara.

Bahkan rute-rute penerbangan di Jawa dan Bali, terutama jalur utara Pulau Jawa‎, merupakan jalur terpadat nomor 11 di dunia. Rute Jakarta-Bali memiliki 170 lalu lintas penerbangan setiap hari. Sedangkan rute Jakarta-Surabaya berlangsung 150 lalu lintas per hari.

"Kuncinya adalah pengaturan yang lebih jelas. Agar dalam pelaksanaan tidak saling mengganggu, bahkan harusnya bisa saling memberi dukungan," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada rapat terbatas (ratas) membahas Pola Operasi Bandara Enclave Sipil dan Pemanfaatan Ruang Udara di Selatan Pulau Jawa terkait Keselamatan dan Peningkatan Kapasitas Penerbangan, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat 8 Januari 2016.

Presiden menilai, pengaturan itu penting agar masyarakat pengguna jasa penerbangan tidak dirugikan, sehingga jangan sampai maskapai penerbangan dan penumpangnya menunggu dalam waktu yang cukup lama, baik untuk berangkat maupun mendarat. Hal ini juga bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Presiden meminta agar rute penerbangan, secara bertahap, harus dikurangi agar menjadi efisien. Selain itu, untuk kelancaran arus dan kapasitas penerbangan, khususnya di Jawa, Bali, dan sekitarnya, serta meningkatkan keselamatan lalu-lintas penerbangan pada rute-rute padat di Jawa-Bali.

"Pengurangan kepadatan jalur utara Pulau Jawa juga penting untuk mengoptimalkan operasional penerbangan kontigensi jika terjadi letusan gunung berapi dan juga untuk mengurangi emisi CO2," kata Jokowi.

Presiden menginstruksikan agar Menteri Perhubungan untuk segera mengatasi permasalahan ini dengan  penerapan flexible use of airspace dan rute-rute baru di selatan Pulau Jawa, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu-lintas penerbangan pada jalur penerbangan existing. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya