Sumber :
- REUTERS / Kham
VIVA.co.id - Kali ini kebangkrutan tengah menghantui industri otomotif di Tanah Air. Sebelumnya, industri eloktronik memberi sinyal alami kebangkrutan, yakni dengan tutupnya beberapa pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia.
Penutupan pabrik itu memaksa mereka melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, bukan hal yang tidak mungkin PHK besar-besaran akan kembali pada tahun ini, dan hal tersebut dimulai dengan dirumahkannya 2.500 pekerja Toshiba dan Panasonic.
Baca Juga :
Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
"Kami melihat potensi PHK akan terjadi juga di industri komponen otomotif dan sepeda motor. Ini karena penjualan sepeda motor contohnya, makin menurun," ujar Said, di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2016.
Dia menjelaskan, PHK ini nantinya banyak menyasar sektor otomotif, termasuk industri komponennya.
Dia menuturkan, turunnya pemasukan di sektor industri komponen otomotif dinilai membuat perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang otomotif harus melakukan efisiensi dengan berbagai cara, salah satunya dengan menjalankan PHK.
Said mencontohkan, penjualan sepeda motor pada periode Januari-Juli 2015 hanya sebesar 3,59 juta unit. Padahal, pada periode yang sama di 2014, penjualannya mencapai 4,73 juta unit.
"Ini berarti sudah terjadi penurunan sekitar 24 persen," katanya.
Meski begitu, dia melanjutkan, PHK di sektor industri komponen otomotif bukan terjadi pada karyawan tetap, akan tetapi pada pekerja kontrak.
Said bahkan memperkirakan jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang.
"Ini bukan terjadi pada karyawan tetap, tetapi di karyawan kontrak. Biasanya kalau kontraknya habis, itu diperpanjang. Tetapi hari ini ketika pekerja sepeda motor, pekerja komponen, pekerja elektronik kontraknya sudah habis, dia tidak diperpanjang. Itu potensi PHK, jumlahnya bisa sampai puluhan ribu," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia menjelaskan, PHK ini nantinya banyak menyasar sektor otomotif, termasuk industri komponennya.