Pertamina Bangun 89.383 Jaringan Gas

Peluncuran SPBG Pertamina Envogas
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - PT Pertamina (Persero) mentargetkan, dalam tempo kurang dari lima tahun hingga 2017, akan memiliki 89.383 sambungan jaringan gas rumah tangga, seperti yang ditugaskan oleh pemerintah. 26.225 sambungan rumah tangga (SR) di antaranya sudah beroperasi hingga awal Maret 2016.

Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Vice Presdient Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, jaringan gas yang sudah beroperasi itu tersebar di enam kota di Tanah Air, yaitu Prabumulih, Sumatera Selatan sebanyak 4.650 SR, Jambi sebanyak 4.000 SR, dan Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi  Selatan sebanyak 4.172 SR. 
 
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Selain itu, jaringan kota Pertamina juga terdapat di  Bulungan, Kalimantan Timur sebanyak 3.300 SR, Sidoarjo, Jawa Timur  6.154 SR, dan Bekasi, Jawa  Barat 3.949 SR.
 
Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan
'Total investasi untuk pengembangan jaringan gas di enam kota tersebut hampir mencapai Rp 500 miliar," ujar Wianda dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Kamis 10 Maret 2016.
 
Wianda mengatakan, tahun ini Pertamina mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengembangkan jaringan gas kota di enam wilayah sebanyak 23.158 SR. Konstruksi pipa untuk delapan wilayah jaringan gas rumah tangga itu dibangun sejak 2012 hingga 2015 dengan target operasi mulai kuartal II 2016 hingga kuartal IV 2016.
 
"Jaringan gas kota untuk SR tahun ini yang ditargetkan beroperasi  berada di Lhokseumawe dan Lhok Sukon, Aceh sebanyak 3.997 dan 3.923 SR, Pekanbaru 3.713 SR, Subang 4.000 SR, Ogan Ilir di Sumatera Selatan 3.725 SR, dan Sidoarjo 3.800 SR," jelas Wianda.
 
Pertamina juga tengah melakukan konstruksi jaringan jaringan gas kota untuk tiga kota, yaitu Prabumilih, Balikpapan, dan Cilegon. "Target operasi jaringan gas di tiga kota ini tahun depan," jelas Wianda.
 
Sementara itu, Ketua Alumni Akademi Migas Ibrahim Hasyim mengatakan, pengembangan jaringan gas kota akan sangat sulit jika hanya mengandalkan dana APBN yang terbatas. Untuk itu, pemerintah bisa memberikan insentif ke badan usaha agar mau membangun jaringan gas. 
 
Sebab, jika dibangun dengan prinsip-prinsip komersial, pembangunan jaringan gas rumah tangga tidak akan masuk secara keekonomian.  
 
"Apakah itu mungkin? Secara selektif itu mungkin. Hal ini pernah dilakukan Pertamina di Prabumulih," katanya. 
 
Ibrahim mencontohkan, saat itu Pertamina mendapat penugasan membangun jaringan gas rumah tangga untuk 3.000-4.000 SR di Prabumulih. Namun, penugasan tersebut hanya ditujukan untuk tiga kecamatan, dua kecamatan lainnya tidak mendapat porsi untuk dibangun jaringan gas. 
 
"Lalu disimulasikan dengan Pertamina. Ternyata bisa, dengan syarat pemerintah daerah mendukung penuh.  Jangan sampai nanti saat memasang pipa, ribut lagi," tandasnya.
 
Karena itu menurutnya peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan. Sehingga target tersebut bisa terwujud. 
 
Bangun SPBG
 
Selain mengoperasikan jaringan gas kota, menurut Wianda, Pertamina tahun ini juga membangun 53 unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pada Kamis pekan lalu, proyek infrastruktur gas bumi yang dibangun Pertamina sebagai bagian dari penugasan pemerintah telah diresmikan. 
 
Proyek tersebut secara keseluruhan berupa 18 unit SPBG, dua lokasi Jaringan Gas, dan lima unit Grass Transportation Module (GTM) dengan nilai anggaran Rp2,1 triliun.
 
Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said, mengapresiasi langkah Pertamina yang menunjukkan komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan infrastruktur gas.
 
Menurut dia, program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) sangat memerlukan dukungan dari segenap pemangku kepentingan, meliputi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dan instansi lain yang terkait.
 
"Semua pihak harus saling berkoordinasi dan membangun komunikasi yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat calon pengguna gas bumi sehingga program ini dapat diterima masyarakat dan berjalan dengan sebaik-baiknya," katanya beberapa waktu lalu.
 
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Andy Noorsaman Soomeng mengatakan, Pertamina sebagai perusahaan energi memiliki rantai pasokan gas yang sangat baik, mulai dari produksi gas dari lapangan-lapangan gas yang dimiliki, pipa transmisi dan distribusi hingga niaga gas. 
 
"Ini merupakan satu rantai nilai yang terpadu, sehingga membuat Pertamina efisien di dalam bisnis gasnya," kata dia. 
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya