Debut di Bursa New York, Harga Saham Line Melonjak

Aplikasi chatting LINE
Sumber :
  • cubrid.org

VIVA.co.id – Harga saham aplikasi pesan ponsel asal Jepang, Line, melonjak 33 persen pada perdagangan pertamanya di bursa saham New York, Amerika Serikat (AS), Kamis, 14 Juli 2016. Harga saham Line ditutup di harga US$41,58 atau Rp540.540 per saham (kurs Rp13.000).

ADB Sebut Pandemi COVID-19 Masih Bayangi Ekonomi Global pada 2021

Dilansir Channel News Asia, Jumat, 15 Juli 2016, pencatatan saham perdana (IPO) Line di bursa New York ini merupakan debut saham perusahaan teknologi terbesar di dunia tahun ini. Penjualan saham Line mendapat respons positif dari pasar yang lapar akan IPO teknologi. 

Pendiri dan Kepala Eksekutif Line, Jongho Chin, mengatakan kepada televisi CNBC, bahwa perusahaan saat ini mendominasi pasar Jepang dan IPO akan mendongkrak ekspansi perusahaan. 

Harga Emas Hari Ini 27 Oktober 2020: Global Naik, Antam Stagnan

"Sejatinya kami meyakini IPO akan mempercepat," kata Jongho. 

Pada perdagangan awal di bursa saham New York, harga saham melonjak lebih dari 40 persen dari harga penawaran saham perdana 3.300 yen atau Rp405.900 (kurs Rp123 per yen). Kemudian sedikit melemah hingga ditutup di harga Rp540.540 per saham. 

9 Negara yang Ekonominya Dihantam Krisis Digerogoti Corona

Line merupakan salah satu aplikasi pesan terbesar dunia bersaing dengan Facebook Messenger, WeChat, WhatsApp, Skype and Snapchat. Line mendominasi pasar Jepang dan Asia Tenggara, seperti Thailand, Indonesia, dan Taiwan, namun kesulitan berkembang di luar negara-negara tersebut. (ase)

Menteri BUMN Erick Thohir.

Ibarat Infinity War, Erick Thohir Sebut Dunia Butuh Avengers

Erick Thohir mengutip pidato Presiden Jokowi World Economic Forum di Hanoi 2018, bahwa kondisi perekonomian dunia mengarah pada perang tak terbatas atau infinity war

img_title
VIVA.co.id
15 Desember 2021