Tanri Abeng Puji Holding BUMN-nya Menteri Rini

Kantor Kementerian BUMN.
Sumber :
  • Antara/Wahyu Putro

VIVA.co.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno melemparkan wacana untuk membentuk super holding di Indonesia. Kementerian BUMN akan menjadi sebuah super holding yang akan menjadi induk perusahaan BUMN di berbagai sektor. 

Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0

Merespon wacana itu, Menteri Negara BUMN pertama di Indonesia Tanri Abeng mengungkapkan,  ide mengenai Holdingisasi perusahaan pelat merah merupakan peninggalannya pada zaman dahulu. 

Tanri menjelaskan, pada akhir 1999 ketika berhenti menjadi menteri, dia sudah meninggalkan Blueprint Masterplan terkait holdingisasi sebanyak 24 buku.

Pejabat yang Rangkap Jabatan di BUMN Diminta Buat LHKPN

"Pengganti-pengganti saya nampaknya belum ada upaya implementasi dari holdingisasi itu. Baru Rini Soemarno yang belum dua tahun sudah masuk pada implementasi itu," kata Tanri usai jadi pembicara kunci di ajang World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kamis 4 Agustus 2016. 

Tanri yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu mengatakan, saat dirinya menjabat sebagai menteri BUMN ia sudah memetakan holding BUMN menjadi 10 sektor mulai dari sektor energi, pertambangan, perumahan dan berbagai sektor lainnya. 

Erick Thohir Klaim Temukan 53 Kasus Korupsi di BUMN

"Kalau dia (Rini Soemarno) spesifikasi enam sektor. Zaman saya 10 sektor dan akan berkembang menjadi enam. Dan ini sudah 16 tahun setelah saya tinggalkan BUMN holdingisasi, beliau sudah langsung masuk keenam sektor," kata Tanri. 

Ia menambahkan pernah membicarakan wacana super holding ini dengan Presiden ke-2 RI yakni Presiden Soeharto. Tanri mengaku mendukung upaya Menteri Rini untuk mewujudkan Super Holding yang akan terwujud dalam masa mendatang. 

"Blueprint saya ketika saya bicarakan dengan pak Harto mula-mula, bahwa setelah ada enam sektoral holding nanti ada superholding yang dimiliki negara. pada saat itu tidak perlu lagi ada BUMN, Ibu Rini sudah singgung itu. Artinya dia mengerti sekali korporatisasi melalui holding. Saya yakin dia bisa selesaikan 5-6 tahun," kata dia.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya