Kesempurnaan Data BPS Masih Jadi Pertanyaan

Kantor BPS
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id – Suhariyanto resmi dilantik sebagai Kepala Badan Pusat Statistik pada hari ini, Kamis 15 September 2015. Pria yang akrab disapa Kecuk itu, menggantikan posisi Suryamin yang memasuki masa purna bhakti pada 31 Agustus 2016 lalu.

Wah, Masih Ada 160 Ribu Wisatawan Asing Masuk RI di Tengah Covid-19

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menekan pentingnya sebuah data dalam suatu perencanaan. Menurutnya, data akan menjadi landasan bagi pemerintah sebelum mengeksekusi kebijakan.

"Kalau tidak akurat dan salah, dikhawatirkan perencanaan yang dibuat tidak akan sesuai harapan. Input utama proses perencanaan itu adalah data," ujar Bambang dalam sambutannya di kantornya, Jakarta, Kamis 15 September 2016.

Inflasi Mei 2020 Cuma 0,07 Persen, Permintaan Selama Ramadhan Anjlok

Bambang mencontohkan, dari program pemerintah untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat, seperti menyediakan beras dengan harga yang murah, maupun seperti penyaluran subsidi, baik itu subsidi bahan bakar mineral, maupun subsidi listrik.

Namun, sampai saat ini terbukti kebijakan tersebut justru tidak tepat sasaran. Pada akhirnya, kebijakan pemerintah tidak tersalurkan dengan baik, kas keuangan negara pun semakin tertekan. Maka, data pun memiliki peran sentral dalam hal ini.

Waspadai Turunnya Impor RI, Ekonomi Bakal Bergerak Lambat

"BPS harus berpikir dampak dari data yang disediakan, terhadap kesejahteraan rakyat. Sehingga, masyarakat merasa negara hadir untuk mereka," katanya.

Selain itu, lanjut mantan Menteri Keuangan itu, Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu telah menegaskan akan menerapkan kebijakan one map policy. Ini nantinya, akan berbasis pada data yang akan menjadi standarisasi atau acuan.

BPS, ditegaskan Bambang, akan menjadi pion utama terkait hal itu. Namun, untuk menjadikan BPS sebagai penyedia data yang sentral tentu tidak mudah. Diperlukan upaya kerja keras, untuk menyediakan data-data yang terverifikasi secara akurat.

Maka dari itu, sebagai institusi yang langsung membawahi BPS, Bambang berharap Suharyanto mampu menjawab ekspektasi-ekspektasi tersebut. Sehingga nantinya, data yang disediakan otoritas statistik mampu dijadikan landasan yang bisa dipertanggung jawabkan.

"Saya harap, BPS bisa meningkatkan kualitas data, serta peningkatan kecepatan penyediaan data, dan fokus pada data yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat. Semua kebijakan akan bagus, kalau datanya akurat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya