60 Persen Angkatan Kerja Berpotensi Jadi Pengangguran Baru

Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suparman

VIVA.co.id – Komisi IX DPR RI mengingatkan pemerintah, 60 persen angkatan kerja dari berbagai sektor akan menjadi pengangguran saat masa kerjanya telah usai.

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf mengatakan, para pekerja yang saat ini dalam masa produktifnya, hampir kebanyakan lulusan SD dan SMP yang menjadi potensi kesulitan memperpanjang aktivitas mata pencaharian ekonominya.

"Angkatan kerja kita dari 128 juta angkatan kerja, 60 persen hanya lulusan SMP dan SD, maka ke depannya bisa jadi calon pengangguran di kemudian hari," ujar Dede saat kunjungan kerja ke Kampung Keluarga Berencana (KB) di Bandung Jawa Barat, Sabtu malam, 8 Oktober 2016.

DPR Desak Menteri Nadiem Buat Pernyataan Terbuka Soal Pramuka

Untuk itu, harus ada campur tangan pemerintah lewat program yang dekat dengan masyarakat untuk menghilangkan potensi tersebut. Salah satunya, lewat program Keluarga Berencana dengan pembinaan kaum perempuan agar aktif berwirausaha.

"Harus ada intervensi negara terhadap masalah ledakan penduduk, salah satunya oleh gerakan KB sekaligus berkualitas," ujarnya menambahkan.

Kelas Menengah Tiongkok Dalam Kecemasan

Menurutnya, dengan pemetaan pada mata pencaharian ekonomi, berpotensi membantu meningkatkan pemasukan dan tabungan bagi keluarga agar tidak terputus saat memasuki non produktif. "Yang harus ditingkatkan adalah adanya kemampuan perempuan untuk wirausaha supaya gaji si bapak ini tidak pas-pasan," ujarnya menyarankan.

Selain sektor ekonomi, kelayakan fasilitas hidup hingga saat ini tetap harus menjadi perhatian, di antaranya sanitasi di area perkotaan tetap harus diperbaiki terlebih pada masyarakat yang bermukim di dekat sungai yang rentan dengan kesehatan.

"Kualitas kesehatan harus lebih baik, mulai dari rumah, tidak boleh ada rumah kumuh. Tidak boleh ada rumah yang di pinggir atau bantaran sungai dan masih banyak yang buang air di sanitasi yang tidak layak.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya