- VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini, Rabu kemarin, 12 Oktober 2016, menyatakan sedang mengupayakan diversifikasi produk dan pasar ekspor baru untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P. Roslani menilai, upaya tersebut dapat menyumbang pendapatan negara sekitar US$600 juta, atau setara Rp7,82 triliun (kurs Rp13.040 per dolar Amerika Serikat).
"Tadi ngobrol sama Menteri Perdagangan, ini bisa memberi pendapatan negara kurang lebih US$600 juta," ungkapnya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat, 14 Oktober 2016.
Sedangkan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk komoditas produk yang sementara ini menjadi perhatian baru dari pemerintah adalah furniture, dan kerajinan rotan. Dua produk ini, dikatakannya, ternyata memiliki tanggapan baik dari pasar asing.
Adapun pasar baru tersebut, Enggar menyatakan, akan menyasar pasar-pasar ekspor baru sesuai arahan presiden, yaitu Afrika, Iran, India, Banglades, dan Amerika Latin. Sedangkan untuk produk, tentunya akan disesuaikan dengan selera masing-masing negara.
Sebagai gambaran bahwa satu kursi kerajinan (furniture) dapat dijual dengan harga 1.400 euro, atau setara Rp20,2 juta (kurs Rp14.405 per euro).
Selain itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, produk potensial lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia ke pasar-pasar ekspor non tradisional adalah produk pulp (bubur kertas) dan kertas.
"Selain furniture bisa masuk sekarang pulp dan paper (kertas) ke Amerika Latin. Mereka (Amerika Latin) kan punya potensi ekonomi, karena mereka punya Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang kuat, jadi daya beli kuat," ujar dia. (asp)