Ekonomi Indonesia Dikhawatirkan Masih Berisiko di 2017

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan sentimen global masih menghantui laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 mendatang. Ekonomi Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh gejolak ekonomi negara adidaya Amerika Serikat terkait kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump, yang akan dilantik 20 Januari 2017.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Indonesia juga terus mencermati hubungan dagang dengan Tiongkok. "Risiko eksternal itu Tiongkok dan AS, dimana Tiongkok menjadi perhatian kita, partner dagang. Besarnya utang Tiongkok menjadi risiko," tutur Bambang di Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.

Utang Tiongkok sampai saat ini sudah mencapai 250 persen terhadap produk domestik bruto. Hal itu turut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok semakin melemah. 

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Sedangkan risiko dari Negeri Paman Sam, Bambang menilai, bukan semata-mata pada Trump. Partai pengusungnya, yakni Republik, menjadi pemimpin lagi dalam pemerintahan dan ini dipandang menimbulkan ketidakpastian.

Sementara dari dalam negeri, terjadinya perlambatan investasi swasta yang terlihat dari rendahnya pertumbuhan kredit perbankan 2016. Perlambatan ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun depan.

Tumbuh Melambat, Ekonomi China Kuartal III Cuma 4,9 Persen

"Kalau swasta belum mampu dorong pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus menjadi pendorong. Penerapan anggaran yang optimal bisa mendorong ekonomi kita," lanjut Bambang.

(ren)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

BPS baru saja merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2021 sebesar 5,02 persen dan sepanjang 2021 3,69 persen.

img_title
VIVA.co.id
7 Februari 2022