Mau RI Makmur, Menkeu Minta Aset Dikelola Lebih Pintar

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan)
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia mengelola asetnya secara produktif. Sebab, aset yang produktif dapat menciptakan ekonomi dan kemakmuran rakyat.

Kemenkeu Catat Aset Tanah PTNBH Senilai Rp161,30 Triliun

Ani panggilan akrab Sri Mulyani mengatakan, ada yang membedakan pandangan masyarakat negara maju dengan negara berkembang dalam pengelolaan aset. Masyarakat di negara maju cenderung mengelola aset untuk berinvestasi. Sementara di negara berkembang khususnya Indonesia membiarkan aset mereka menjadi aset tidur.

"Di negara maju itu orangnya bisa santai, menikmati tapi uang dan asetnya bekerja keras dipakai untuk berinvestasi sehingga dia dapat return tinggi jadi leha-leha. Kalau di Indonesia dan negara berkembang, orangnya kerja keras asetnya tidur, uangnya ditaruh di bawah bantal. Orangnya kerja keras dan enggak dapat banyak lagi. Mindset nya beda," ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016.

Pemanfaatan Aset Negara Buat Bangun IKN Jadi Fokus Kerja DJKN 2022

Untuk itu, Ani meminta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang membawahi Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk segera menginventarisir aset-aset negara dan dikelola sehingga aset dapat menciptakan benefit.

"Bayangkan kalau itu terjadi maka rakyat Indonesia bisa menikmati kemakmuran itu. Karena aset di dalam dan permukaan tanah baik (tengible, intengible) semuanya selalu berpikir sangat detil dan keras membuat seluruh aset itu bekerja. Saya minta DJKN membangun, inventarisir, membukukan, valuasi dengan ideal, dari sisi legal jadi betul-betul bisa gunakan aset yang benefit," ujarnya menjelaskan.

Mau Beli ORI021 Bunga 4,9 Persen, Ini 28 Mitra Distribusinya

Ani menambahkan, pembentukan LMAN menjadi sangat penting dalam mengelola aset negara yang terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya belanja modal pemerintah.

"Saya akan tanya ke korporasi di sini setiap kali Anda belanja dan jadi aset kan belanja enggak hilang kecuali untuk konsumsi. Akumulasi aset Indonesia tiap tahun akan naik tapi bukan persoalan merencanakan dan membelanjakan tapi bagaimana sesudah aset terjadi bisa dimanfaatkan karena dia tidak hilang," ujarnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya