- Shutterstock
VIVA.co.id – Chairman Indonesia Chamber of Commerce in China, atau Inacham, Liky Sutikno berharap, Presiden Joko Widodo segera menindak tegas penyebar isu SARA yang dikhawatirkan berujung pada gerakan radikalisme, demi menjamin keberlangsungan iklim investasi nasional.
“Apabila, situasi bisa dijamin dan under control, itu minimal bisa mengurangi sedikit risiko. Ada kepastian hukum,” ungkap Liky dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin 23 Januari 2017.
Menurut Liky, para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia harus kembali berpikir ulang, karena aksi-aksi yang terjadi dalam dua bulan terakhir. Padahal, ada potensi besar dari penanaman modal investor, terhadap perekonomian nasional.
Indonesia, diakui Liky, memang sampai saat ini masih menjadi salah satu destinasi favorit para investor, karena kondisi perekonomiannya yang jauh lebih kredibiltas. Kendati demikian, tanpa ada kepastian hukum yang jelas, maka hal itu akan sia-sia.
“Investor China itu ada 200 company (perusahaan), mereka bisa saja deploy (mengerahkan) lebih dari US$50 miliar. Kita menawarkan return 10, tetapi risiko sembilan. Nett return jadi satu. Di negara lain, bisa saja return delapan, tetapi risk nol. Mereka bisa deploy ke negara lain,” katanya.
Demi membawa masuk potensi tersebut, Liky berharap, pemerintah bisa menindak tegas penyebar isu-isu tak bertanggung jawab tersebut. Tidak hanya demi menjamin keberlangsungan dunia usaha, melainkan juga menciptakan suasana kondusif di Tanah Air.
“Saya kira, masih ada waktu enam sampai satu tahun untuk memperbaiki, agar mereka mau deploy ke sini. Kalau tidak ke sini, pasti ke negara lain Ada Malaysia dan Myanmar yang juga bersaing dengan kita,” ujarnya. (asp)
Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan keuntungan bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia.
