Menteri Rini: Masalah Kepemimpinan di Pertamina Sudah Parah

Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Pencopotan dua pucuk pimpinan PT Pertamina hari ini dinilai sudah melalui pertimbangan yang matang. Usulan pencopotan itu berasal dari keputusan Dewan Komisaris Pertamina, yang mempertimbangkan aspek personality kepemimpinan. 

Pelindo Bantu Warga yang Mau Mudik Lebaran Tapi Terkendala Biaya

"Dalam rapat dewan komisaris yang terakhir sudah diputuskan dan melakukan interview kepada semua Direksi, Dirut dan Wadirut. Bahwa masalah kepemimpinan di Pertamina ini sudah akut. Sehingga tidak menstabilize pertamina,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham utama Pertamina, Rini Soemarno, di kantor Kementerian BUMN, Jumat 3 Februari 2017.

Rini mengungkapkan, setelah diputuskannya pembentukan Wakil Direktur Utama PT Pertamina, muncul masalah-masalah baru, sehingga pada akhirnya Dewan Komisaris melakukan rapat yang memutuskan untuk meniadakan posisi tersebut.

Tebar Kehangatan di Safari Ramadan BUMN 2024, Kementerian BUMN dan Bank Mandiri Gelar Pasar Murah

Berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris itu, Rini mengaku segera melaporkan kepada Presiden Joko Widodo perihal pencopotan Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama. Presiden pun langsung menyetujui. 

"Atas usulan Dekom itu, saya melapor ke Presiden, lalu pak presiden bilang ya sudah lakukan. Lalu tadi malam saya tanda tangan pemberhentian dua direksi, untuk Dirut dan Wadirut," kata dia. 

Erick Thohir Rombak Komisaris PLN, Nawal Nely Gantikan Tedi Bharata

Manajemen Tak Efisien

Permasalahan yang terjadi, lanjut Rini, adalah urusan pengaturan manajemen perusahaan yang tidak efisien. Rini pun mengaku sengaja tidak melakukan komunikasi dengan Direktur Utama maupun Wakil Direktur Utama sebelum melakukan keputusan itu. 

"Saya sengaja tidak berkomunikasi dengan dua-duanya. Sedih saya memang, karena karakter seseorang tidak bisa kita baca," kata dia. 

Rini mengatakan alasan pencopotan itu lebih kepada personality. Ada ketidakcocokan antara Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama. 

"Betul mendadak, karena dianggapnya sudah akut oleh Dekom. Sudah parah, itu yang tentunya kami harus merespons. Sehingga diberi waktu oleh bapak presiden memutuskan, akhirnya kita laksanakan," tutur Rini. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya