Cara Efektif Kelola Gaji Agar Tak Cepat Habis

Ilustrasi menerima gaji
Sumber :
  • menul.my.id

VIVA.co.id – Keriangan saat bekerja, tak pernah bisa dilepaskan dengan kata “gajian”. Ketika akhir, atau awal bulan sudah tiba, biasanya wajah para karyawan akan mulai berseri-seri, karena jadwal gajian sudah hampir tiba. Rasanya bangga sekali, apabila kita bisa menerima dan menikmati hasil dari jerih payah kita sendiri. 

Tips Jitu Agar Tak Keteteran Bila Punya Pekerjaan Sampingan

Tetapi, masalah yang sering muncul sewaktu gajian tiba adalah gaji sudah ludes sebelum waktunya. Masih saja dua, atau tiga minggu berlalu gaji yang kemarin baru saja diterima sudah tak kelihatan lagi di dompet. Hal ini terjadi, karena Anda mungkin yang bersikap terlalu konsumtif, atau karena adanya faktor lain yang sulit untuk dielakkan.

Dilansir dari laman Cermati.com, Selasa 14 Februari 2017, banyak dari kita memang mengalami hal demikian “susah mengatur gaji”. Namun, pernahkah Anda mendengar sistem alokasi gaji 50:30:20? Jika belum, Anda disarankan untuk membaca buku All You Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan yang ditulis oleh Elizabeth Warren.
 
Pembagian 50:30:20 adalah pembagian untuk pendapatan bersih yang Anda terima setiap bulannya. Berikut akan dijelaskan apa pengertiannya.

Delapan Pekerjaan yang Bakal Digantikan Robot di Masa Depan

1. Pengeluaran Wajib (50 persen)

Setengah dari pendapatan bersih Anda dalam sebulan harus disisihkan untuk pengeluaran yang sifatnya wajib, misalnya biaya untuk listrik, air, telepon, biaya kebutuhan dapur, biaya internet, asuransi, cicilan mobil, atau rumah, cicilan kartu kredit, dan lain sebagainya. 

Tak Banyak yang Tahu, Ini Saat Tepat untuk Punya Asuransi Jiwa

Pengeluaran yang disebutkan adalah pengeluaran yang sifatnya wajib, dan memang harus diutamakan daripada jenis pengeluaran lainnya. pengeluaran wajib ini bisa dikatakan dengan pengeluaran yang dikeluarkan rutin setiap bulannya.

Misalnya: Anda memiliki pendapatan bersih Rp6 juta/bulan. Maka 50 persen dari Rp6 juta sebesar Rp3 juta harus disisihkan untuk berbagai jenis pengeluaran wajib ini. Jumlah 50 persen yang dikeluarkan ini adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

2. Pengeluaran tambahan (30 persen)

Setelah berhasil menyisihkan 50 persen untuk pengeluaran wajib, langkah selanjutnya adalah menyisihkan 30 persen untuk pengeluaran tambahan, seperti biaya membeli mainan, perawatan, atau biaya memanjakan diri, kebutuhan makan malam keluarga di luar rumah, kebutuhan rekreasi, dan lain sebagainya. 

Jika sewaktu-waktu dana untuk pengeluaran wajib kurang, Anda bisa mengambil beberapa persen dari pengeluaran tambahan ini. Namun, dengan syarat memang dananya kurang, jangan untuk kebutuhan lain di luar pengeluaran wajib.

Contoh perhitungannya: Tadi Anda memiliki pendapatan bersih sebesar Rp 6 juta/ bulan, maka 30 persennya yaitu Rp1,8 juta. Jumlah tersebut harus berhasil disisihkan untuk pengeluaran tambahan ini. Kalau memang pengeluaran wajib kurang, Anda bisa mengambil sebagian dari jumlah ini. Misalnya Rp500 ribu. jadi jumlah uang buat pengeluaran tambahan menjadi Rp1,3 juta. hal ini tergantung pada kebutuhan Anda sendiri.

3. Pengeluaran untuk investasi atau tabungan (20 persen)

Tahap terakhir ini tidak kalah pentingnya dari dua tahap sebelumnya. Menabung dan investasi adalah cara yang dilakukan, agar Anda tidak memakai uang dengan sewenang-wenang. Manfaat lainnya adalah Anda jadi mempunyai dana, apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Dengan menabung secara rutin, maka nanti Anda bisa merasakan manfaatnya yang sungguh sangat luar biasa.

Untuk jenis investasi, ada banyak jenisnya misalnya investasi reksadana, deposito, investasi emas, dan jenis investasi lainnya. Berinvestasi juga sangatlah menguntungkan. Bahkan lebih menguntungkan daripada menabung. Dan, untuk proses pencairannya, investasi sedikit lebih ribet daripada tabungan. Dalam investasi emas, Anda perlu pergi ke toko emas terlebih dahulu sedangkan tabungan tinggal ke ATM maka uangnya bisa langsung cair.

Contoh: 20 persen dari Rp6 juta adalah Rp1,2 juta. sebesar Rp500 ribu mungkin Anda sisihkan untuk menabung di bank, dan sisanya sebesar Rp700 ribu Anda belikan untuk logam mulia (investasi emas). 

Jika merasa ribet harus membeli emas per gram setiap bulan, Anda bisa langsung menyisihkan Rp700 ribu setiap bulannya. Jadi bisa membeli emas setiap enam bulan sekali = 6 x Rp700 ribu = Rp4,2 juta. Dengan mengakumulasikan jumlahnya, maka Anda bisa langsung membeli delapan gram emas setiap enam bulan sekali.

Mengatur keuangan memang hal yang sangat sulit dalam hidup, apalagi jika Anda mudah tergoda dengan keinginan duniawi (contohnya: belanja, nongkrong, dan lain-lain) pasti gaji dapat habis hanya dalam waktu sekejap saja. semoga tips mengelola keuangan di atas dapat dijadikan pedoman bagi Anda untuk menabung. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya