Neraca Perdagangan Januari 2017 Surplus US$1,40 Miliar

Aktifitas Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia Januari 2017 yang kembali mencetak surplus US$1,40 miliar. Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Desember 2016, yang sebesar US$990 juta.

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers mengungkapkan, surplus tersebut berasal dari total nilai ekspor sepanjang Januari yang mencapai US$13,38 miliar dan impor yang mencapai US$11,99 miliar. Sehingga, Januari didapat surplus US$1,40  miliar.

“Surplus tersebut terbesar sejak Januari 2014 secara bulanan,” ungkap Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Kecuk menjelaskan, total nilai ekspor pada Januari 2017 mencapai US$13,38 miliar, atau  turun 3,22 persen secara month to month.  Namun secara year on year, naik 27,71 persen. Dirinci lebih jauh ekspor minyak dan gas mencapai US$1,23 miliar atau naik 1,72 persen secara month to month.

Sedangkan ekspor non migas pada Januari 2017, mencapai US$12,11 miliar, atau turun 3,70 persen secara month to month. Namun secara year on year, naik signifikan mencapai 29,24 persen. Penurunan terbesar ekspor non migas didominasi oleh beberapa komponen.

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

“Terjadi di bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$121,3 juta,” katanya

Sedangkan dari total impor Januari 2017 tercatat mengalami penurunan 6,21 persen persen secara month to month, namun meningkat secara year on year sebesar 14,54 persen. Dirinci lebih jauh, impor migas sebesar US$10,18 miliar, atau naik 6,25 persen secara month to month, dan naik 10,12 persen secara year on year.

Sedangkan untuk impor non migas pada Januari, sebesar US$10,18 miliar atau turun 8,12 persen secara month to month, namun meningkat secara year on year sebesar 10,12 persen. Secara garis besar, hasil ini perlu dijaga momentumnya ke depan.

“Momentum ini diharapkan bisa dijaga ke depan,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya