BI Waspadai Dampak Banjir Terhadap Inflasi 2017

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan, sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan, masih berada dalam puncak musim hujan. Tak terkecuali, bagi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, curah hujan dengan intensitas tinggi yang pada akhirnya menyebabkan kebanjiran di beberapa daerah, tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan Indeks Harga Konsumen, atau inflasi.

“Kita harus menjaga kondisi alam, yang membuat volatile food (harga makanan bergejolak) tidak terjaga panennya,” jelas Agus, saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu 22 Februari 2017.

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Akibat curah hujan yang tinggi, beberapa wilayah diakui mantan Menteri Keuangan itu telah menyebabkan sejumlah wilayah pangan strategis terkena banjir. Hal tersebut, dikhawatirkan akan memberikan pengaruh bagi kondisi harga volatile food ke depan.

Tidak terjaganya stabilitas harga volatile food, kata Agus, akan memberikan dampak terhadap laju inflasi tahun ini. Apalagi, IHK 2017 sejatinya sudah dibebankan adanya kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices) seperti kenaikan tarif dasar listrik.

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

“Secara umum, kita sudah tau permasalahan dan tantangan ada di administered price secara bertahap,” katanya.

Secara garis besar, berdasarkan survei mingguan bank sentral terhadap perkembangan IHK di minggu ketiga, masih berada di kisaran 0,35 persen. BI masih meyakini, inflasi tahun ini akan tetap sesuai target empat plus minus satu persen.

“Kita harus menjaga volatile food, agar bisa sesuai dengan target,” tegasnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya