Pengusaha Sebut RI Bukan Tujuan Investasi Arab

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia, Hariyadi B. Sukamdani
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Datangnya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulazis al-Saud di Indonesia selama sembilan hari mulai hari ini, mendapatkan perhatian semua pihak untuk membuka peluang peningkatan kerja sama bilateral, khususnya di bidang perekonomian. 

7 Pria Dieksekusi oleh Arab Saudi Gegara Tuduhan 2 Hal Mengerikan

Namun, peluang tersebut tidak terlihat besar oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. Hal itu, karena tujuan investasi bisnis Arab Saudi selama ini ditujukan ke negara di kawasan Amerika Serikat dan Eropa. 

Tercatat pada data Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) bahwa nilai investasi dari Arab Saudi ke Indonesia, hanya sebesar US$34,952 juta sepanjang 2012-2016, dengan total proyek ada 82. Mayoritas investasi masuk di wilayah Jawa Barat, dengan 40 proyek dan nilainya US$526 ribu. 

Sambangi Arab Saudi, Menhan Prabowo Disambut Putra Raja Salman

Sedangkan sektor yang dirambah, mayoritas adalah perdagangan dengan jumlah 25 proyek dan nilainya US$2,448 juta. 

"Mereka negara yang uangnya banyak, tapi perusahaan mereka bukan berada pada perusahaan operasional. Mereka lebih ke portfolio bisnis. Makanya, mereka lebih senang ke AS, Eropa terutama Inggris untuk portfolio. Bukan investasi terus ikut dalam operasional," ujar Hariyadi kepada VIVA.co.id pada Rabu 1 Maret 2017.

Warteg Luncurkan 'Sumbangan 2 T' hingga Rombongan Motor Bentrok

Selama ini, bisnis portofolio goverment to goverment (G to G) yang Arab jalin dengan Pemerintah Indonesia, salah satunya investasi di kilang minyak Cilacap, melalui perusahaan Saudi Arabian Oil Co (Saudi Aramco). 

Kemudian, ia katakan, bisnis portofolio dan tidak bersifat operasional yang bisa Arab Saudi lakukan di dengan pelaku usaha swasta Indonesia, atau business to business (B to B), ada di sektor industri makanan-minuman, pariwisata, perbankan, dan lain sebagainya. 

"Kalau dari saya sendiri, terus terang belum tahu ya, perdagangan potensial dengan mereka, karena preferensi mereka enggak ke sini (tetapi lebih ke AS, Eropa)," ucapnya. 

Namun, ia mengharapkan, Arab Saudi dapat melirik investasi di sektor pariwisata. Menurutnya, bidang pariwisata sangat potensial di Indonesia, karena banyak destinasinya. 

Apalagi, sudah terdapat penerbangan dari Dubai menuju Denpasar. Sehingga, warga Arab Saudi pada khususnya dan pada umumnya warga Timur Tengah dapat berwisata di Indonesia. 

"Dilihat kalau kita bebaskan visa, rata-rata per tahun kita bisa bertumbuh bidang pariwisatanya 10 persen. Itu bukan untuk Arab Saudi saja, tetapi cakupan Timur Tengah. Potensi 10 persen itu lumayan cukup besar, karena preferensi mereka enggak besar di Indonesia, tetapi potensi itu ada," terangnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya