Alasan Pebisnis Wanita di Asia Tenggara Masih Sedikit

Ilustrasi pebisnis.
Sumber :
  • halomoney.co.id

VIVA.co.id – Peran perempuan dalam dunia bisnis hingga saat ini masih terbilang minim. Sulitnya akses pembiayaan yang didapatkan oleh kaum hawa, menjadi salah satu alasan tersendiri, minimnya partisipasi perempuan dalam dunia usaha.

Strategi BI Buka Akses Keuangan Bagi 91 Juta Masyarakat Unbankable

Chief Executive Officer CIMB Group Malaysia Dato Sri Nazir Razak dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (IORA) mengungkapkan, hingga saat ini sekitar 46 persen perempuan di kawasan Asia Tenggara tidak memiliki rekening bank.

“Kami melihat adanya kesenjangan besar di sini. Laki-laki tidak pernah kesulitan membuka rekening,” ujar Razak, Jakarta, Senin 6 Maret 2017.

Intip Aturan Baru BI Soal Peningkatan Akses Keuangan Bagi UMKM

Menurut Razak, ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya partisipasi perempuan dalam dunia bisnis. Misalnya, dari sisi akses pembiayaan yang relatif terbatas, hingga akses pendidikan yang dianggap belum merata. Kedua hal ini, menjadi faktor utama rendahnya partisipasi kaum hawa.

“Mereka membentuk komunitas sendiri di internet. Mereka mencari cara, agar bisa mendapatkan kredit murah dengan teknologi di dalamnya,” ujarnya.

Bikin Kuliner Indonesia Mendunia, Pebisnis Ini Sukses di AS

Namun, Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo, mengatakan, pemerintah Indonesia hingga saat ini terus berupaya dalam memberikan akses pembiayaan yang setara kepada seluruh elemen masyarakat

Contohnya, dari realisasi kredit usaha rakyat atau KUR yang digelontorkan pemerintah sepanjang tahun lalu. Hampir 34 persen KUR diberikan kepada kaum perempuan. Selain itu, pemerintah pun telah mengalokasikan anggaran untuk memberdayakan perempuan.

“Data BPS (Badan Pusat Statistik) juga menunjukkan, pelaku bisnis perempuan di Indonesia di bidang UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) tahun 2015 itu 42 persen. Sekarang sudah 45 persen. Angkanya meningkat secara proporsional,” katanya.

Mardiasmo mengakui, akses pembiayaan terhadap perempuan yang terjun ke dunia bisnis memang bukan persoalan mudah. Namun, pemerintah pun memiliki cara lain, untuk memberdayakan para pelaku ekonomi kaum hawa.

“Kami ada yang namanya vokasi, dan pendidikan yang sesuai dengan keterampilan. Itu yang kami sedang lakukan. Kami ingin link and match. Begitu pula perempuan yang bergerak di startup, harus ada insentif fiskal. Ini yang akan kami coba lihat ke depan,” tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya