BI: Ratio Utang Luar Negeri RI Masuk Kategori Sehat

Logo Bank Indonesia yang tertera di kantor Bank Indonesia di Jakarta.
Sumber :
  • Reuters/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto di akhir kuartal IV 2016, tercatat sebesar 34 persen. Berdasarkan kelompok peminjam, utang luar negeri swasta mendominasi dengan posisi utang US$158,7 miliar, atau 50,1 persen dari total utang luar negeri.

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menilai, rasio utang luar negeri masih relatif rendah, dan bisa ditoleransi. Pengelolaan utang sektor swasta, dianggap telah mencerminkan hal yang positif.

“Sekarang, yang penting adalah me-manage risiko untuk diminimalisir. Utang luar negeri masih cukup sehat,” jelas Dody, Jakarta, Selasa 7 Maret 2017.

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.237 triliun

Dody mengatakan, masih tingginya utang luar negeri Indonesia merupakan bagian dari konsekuensi program pembangunan yang saat ini digencarkan. Maka dari itu, diperlukan pengelolaan utang yang dapat dijaga dengan baik, dengan kedepankan prinsip kehati-hatian.

Bank Indonesia melalui Peraturan BI Nomor 16/21/PBI 2014 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank (KPPK) pun telah mengatur pagar-pagar bagi pihak swasta, agar tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang.

Tanggapi Prabowo soal Utang Luar Negeri, Ganjar: Utang Bisa Mematikan, Maka Hati-hati

Misalnya, dari rasio lindung nilai atau hedging yang terjaga, likuditas dengan batas rasio maksimal 70 persen, memitigasi risiko adanya kelebihan utang yang diserap, sampai dengan penyertaan rekomendasi dari lembaga pemeringkat kepada kreditur, sebelum mendapatkan utang luar negeri.

“Kami berharap, mudah-mudahan bisa berkurang. Karena, KPPK ini akan sepenuhnya diterapkan di 2017,” ujarnya.

Secara garis besar, Dodi memandang, meskipun rasio utang luar negeri masih cukup tinggi, namun dibandingkan dengan negara-negara kawasan lainnya, posisi utang luar negeri Indonesia masih relatif lebih baik. Bahkan, posisi Indonesia pun lebih baik dibandingkan sejumlah negara di kawasan Eropa.

“Yunani itu bisa lebih dari kita (utangnya). Angka di kita itu masih terkelola. Makanya, kami siapkan pagar-pagar tadi,” katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya