- Dok IMF
VIVA.co.id – Dalam upaya mempersiapkan gelaran acara IMF-WB Annual Meeting di Bali pada Oktober 2018 mendatang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan, selaku ketua delegasi Indonesia dalam acara tersebut, melakukan rapat koordinasi dengan memanggil sejumlah menteri dan perwakilan lembaga ke kantornya.
Turut hadir dalam rapat tersebut, antara lain adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala BKPM Thomas Lembong, serta perwakilan kementerian dan lembaga lainnya.
Usai rapat yang berlangsung sekitar satu jam itu, Budi menjelaskan hal-hal yang menjadi pembahasan dalam rapat koordinasi kali ini. Terutama, terkait soal peran Kemenhub dalam menyediakan aspek transportasi di gelaran acara IMF-WB Annual Meeting
"Kita perannya menyiapkan transportasi, terutama soal bandara. Jadi kita minta panitia memastikan berapa yang pakai pesawat umum, berapa yang pakai pesawat pribadi, dan dari negara mana saja, supaya kita bisa atur secara lebih efisien. Karena Bali itu kan terbatas (kapasitas bandaranya)," kata Budi saat ditemui di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Senin 13 Maret 2017.
Dalam kesempatan yang sama, Menkominfo Rudiantara pun menjelaskan bahwa rapat koordinasi kali ini membahas mengenai salah satu hal besar, yang harus disiapkan pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan para delegasi dari berbagai negara.
Salah satunya adalah soal rencana konversi hotel penginapan menjadi setengah kantor, karena ribuan staf dari IMF dan World Bank akan ikut "memindahkan kantornya” ke Bali selama penyelenggaraan acara IMF-WB Annual Meeting 2018 tersebut.
"Mereka kan juga akan 'memindahkan kantor' ke Bali selama acara berlangsung. Karena ada 1.500 staf IMF dan World Bank yang akan berkantor di Nusa Dua, jadi kita harus berupaya agar bagaimana bisa mengkonversi hotel menjadi kantor. Terutama dalam hal infrastruktur," ujarnya. (one)
Bank Dunia dan IMF Berlomba Suntik Dana Miliaran Dolar ke Ukraina
Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, mereka berlomba untuk memberikan miliaran dolar dana tambahan ke Ukraina.
