EPC Kereta Cepat Diteken, Dana dari China Diharapkan Cair

Kereta cepat (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maryadi

VIVA.co.id – PT Kereta Cepat Indonesia China meneken kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan perusahaan konsorsium asal China, High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC), Selasa malam 4 April 2017. Nilai kontrak yang diteken untuk proyek sepanjang 142,3 kilometer itu sebesar US$4,7 miliar atau Rp62,51 triliun.  

Proyek KA Cepat Whoosh Bengkak Rp 18 Triliun, Pemerintah Masih Nego Bunga Utang

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, penandatanganan kontrak EPC tersebut menjadi salah satu persyaratan pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB). Selain itu, CDB sejak awal juga mensyaratkan pemberian pinjaman setelah pembebasan lahan dari proyek sepanjang 142 km itu rampung 100 persen.

"Tantangannya, kita harus kerja keras untuk menyelesaikan proyeknya," kata Hanggoro di Gedung Wijaya Karya, Jakarta, Selasa malam 4 April 2017. 

Ini Alasan Indonesia Pilih China dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Untuk diketahui, pendanaan proyek kereta cepat Jakarta Bandung ini akan bersumber dari pinjaman CDB sebesar 75 persen. Sedangkan sisanya, atau 25 persen akan dibiayai oleh Indonesia melalui konsorsium badan usaha milik negara dan PT KCIC.

"Skemanya 75 persen dari CDB, 25 persen dari Indonesia. Kami akan bekerja keras untuk melakukan pembahasan bersama CDB untuk menyelesaikan beberapa tahapan persyaratan (pinjaman) dengan CDB. Mereka akan ada di Indonesia selama dua minggu jadi kita harus all out untuk diskusi," katanya.

DPR dan Menkeu Sepakat Proyek Kereta Cepat Disuntik Modal Rp4,3 T

Sementara, untuk progres pembangunan proyek kereta cepat itu sejak tahun 2016, lanjut dia, hingga kini telah dilakukan pembangunan sepanjang lima kilometer. Kini telah ada persiapan pembangunan sepanjang 26 km, yang akan dimulai pengerjaannya.

"Yang lima km kan sudah jalan. Kita ada yang 26 km yang disiapkan di sepanjang koridor. Tapi ini bagian-bagian," ujar dia. 

Selain itu, Ia juga mengatakan, pihaknya dan pemerintah tengah berupaya untuk merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) nasional sebagai basis penetapan lokasi proyek. Jika revisi RTRW Nasional itu rampung diharapkan pinjaman dari CDB bisa mencapai financial closing tanpa harus membebaskan lahan hingga 100 persen.

"Revisi RTRW Nasional termasuk salah satu yang akan bisa percepat kereta cepat. Itu bagian dari persyaratan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya