- Shutterstock
VIVA.co.id – Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2017, tercatat sebesar US$121,8 miliar, kembali naik dari posisi akhir Februari, yang hanya US$119,9 miliar. Pada awal 2017, cadangan devisa Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai, naiknya cadangan devisa pada bulan ketiga tahun ini semakin mendekati raihan cadangan devisa Indonesia sebelum krisis Eropa pada 2008, yakni di angka US$124,6 miliar.
“Pernah, cadangan devisa kita naik sampai US$124,6 miliar. Cadangan devisa tertinggi, zaman sebelum krisis Eropa,” kata Mirza, saat ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat 7 April 2017.
Peningkatan cadangan devisa, terutama dipengaruhi penerimaan devisa, yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor minyak dan gas bagian pemerintah, penerbitan global bonds pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valuta asing.
Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
“Tentunya, di dalam (cadangan devisa Maret) sudah ada (dampak) dari (penerbitan) global sukuk,” kata Mirza.
BI memandang, posisi cadangan devisa akhir Maret 2017, cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor, atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. (asp)