Pemindahan Ibu Kota Dianggap Belum Mendesak

Yayat Supriatna
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVA.co.id – Rencana Presiden Joko Widodo memindahkan Ibu Kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah dikritisi. Selain karena bukan menjadi kebutuhan yang mendesak, sulit bagi pemerintah untuk merealisasikan pemindahan Ibu Kota, karena porsi anggaran yang relatif terbatas.

Di Rapat Paripurna, Demokrat dan PKS Minta Pemerintah Tunda Pemindahan Ibu Kota

Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna, saat berbincang dengan VIVA.co.id, di Jakarta, Rabu 12 April 2017.

Yayat memandang, dibandingkan harus memindahkan Ibu Kota, penataan sejumlah kota di berbagai wilayah justru harus menjadi prioritas saat ini.

Menpan RB Tegaskan Telah Siapkan 4 Skenario Pemindahan ASN ke IKN

"Lebih baik dana untuk memindahkan Ibu Kota digunakan memperbaiki provinsi Kabupaten/Kota lainnya. Dibuat sebaik di Jakarta," kata Yayat.

Menurut Yayat, pemerintah tidak bisa begitu saja mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara untuk memindahkan Ibu Kota. Kerja sama dengan pihak swasta, pun dikhawatirkan akan menimbulkan konflik. Terlebih, dana yang digelontorkan pun tak sedikit.

Intip Sejumlah Tantangan Dalam Pemindahan IKN ke Kalimantan

"Sumber pembiayaan nanti dari mana? APBN? Mau bangun LRT (light rail transit) saja harus ngutang," katanya.

Yayat menilai, pemindahan Ibu Kota baru sama sekali tidak akan menyelesaikan persoalan. Pembenahan kota-kota di beberapa daerah, ditegaskan dia, menjadi salah satu solusi untuk menekan angka urbanisasi yang terus meningkat di DKI Jakarta.

"Modal semua ada di Jakarta, berputar semua di sini. Apa yang tidak ada di sini? Di sini surga dunia bagi orang yang punya uang banyak. Konsep di Jakarta itu cepat menghasilkan uang," ujarnya.

Lantas, apa yang menjadi kebutuhan mendesak yang harus dilakukan pemerintah?

"Kita butuh infrastruktur jalan tol agar bisa segera diselesaikan, supaya tidak macet di mana-mana. Jalan tol Trans Sumatera, jalan tol Jawa itu diselesaikan. Infrastruktur bandara itu juga. Banyak yang lebih penting," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya