Lewat Gerakan Buku, Komitmen BCA Giatkan Minat Baca Anak

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja
Sumber :

VIVA.co.id – Berdasarkan hasil studi ‘Most Littered Nation in The World’ yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 dinyatakan Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia persis berada di bawah Thailand dan di atas Botswana. Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan, jika tidak diikuti dengan solusi nyata. Salah satunya dengan giat menumbuhkan minat baca anak sejak dini.

Inovasi dan Nilai Transformasi Digital menjadi Tema IKF VII

Oleh karena itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mewujudkan komitmennya yang senantiasa di sisi masyarakat melalui forum Kafe BCA V dengan tema ‘Membaca dari Generasi ke Generasi’ bersama para ahli di bidangnya, yaitu Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muh. Syarif Bando, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali, Dosen Sosiologi Universitas Indonesia Lucia Ratih Kusumadewi, dan Host ‘Kick Andy’ Metro TV Andy F Noya.

Narasumber Kafe BCA V dan Host “Kick Andy” Metro TV Andy F. Noya

Transaksi Swap Lindung Nilai Nasabah Eksportir BCA di 4 Kota

Dalam diskusi dijabarkan beragam faktor yang memengaruhi rendahnya minat baca anak. Di antaranya kebiasaan menikmati informasi instan dari gadget maupun media sosial yang pesat pertumbuhannya. Anak menjadi tidak betah berlama-lama ketika membaca buku.

“Saat ini, salah satu kemudahan teknologi adalah tersebarnya informasi dalam waktu singkat dan cepat. Jadi, begitu anak-anak memperoleh informasi yang diinginkan, mereka akan berhenti di situ saja. Sementara kegiatan membaca buku salah satu cara memancing imajinasi, merefleksikan, menumbuhkan ide-ide kreatif, dan menuntut ketahanan konsentrasi anak,” jelas Tjut Rifameutia Umar Ali Dekan Fakultas Psikologi Indonesia.

Tenun Ikat dalam Seragam Baru Korporasi BCA

Namun, ia pun menekankan pentingnya lingkungan sekitar anak agar ikut menumbuhkan perilaku gemar membaca, seperti orang tua, guru, sekolah, dan teman seusia. Hal itu pun diamini oleh Kepala Perpustakaan Nasional dengan menggiatkan layanan mobil Perpustakaan Keliling. Dan, penerapan kebijakan waktu 15 menit membaca sebelum waktu belajar juga telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan.

Sementara itu, Lucia Dosen Sosiologi Universitas Indonesia menjelaskan bahwa budaya masyarakat Indonesia lebih senang berkumpul dan bercerita dan pola pendidikan yang satu arah menjadi faktor penghambat berkembangnya kegemaran membaca pada anak.

Dalam kesempatan itu juga, BCA berkomitmen untuk menumbuhkan kembali semangat membaca di berbagai pelosok Indonesia dengan memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan berbagi ‘Buku untuk Indonesia’.  

"Melalui gerakan Buku Untuk Indonesia, BCA mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk ikut ambil bagian, sehingga anak-anak hingga ke pelosok Indonesia mendapatkan akses buku sebagai sarana penunjang belajar," ujar Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur BCA.

BCA menyediakan paket berbagi Buku Untuk Indonesia yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk berbagi dan peduli pada anak-anak di daerah yang masih terkendala akses ketersediaan buku yang memadai.

Seluruh dana paket berbagi yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk kebutuhan pembelian buku dan disalurkan ke berbagai daerah Indonesia. Bagi setiap penyumbang paket berbagi akan mendapatkan satu kaos apresiasi berbahan dri-fit dengan pilihan warna mulai dari biru, merah, putih, dan hijau toska. Informasi pengumpulan dana paket berbagi dan penyaluran buku dapat diakses melalui www.bukuuntukindonesia.com.  (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya