Bank DKI Tegaskan Terhindar dari Wanna Cry

Kantor Pusat Bank DKI
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Terkait serangan virus pemalak ransomware WannaCry beberapa waktu lalu di Indonesia, Direktur Teknologi dan Operasional, Priagung Suprapto mengaku tidak ada masalah. Ia mengatakan bila pihaknya terus meng-upgrade sistem sehingga terhindar dari serangan siber.

Penyandang Disabilitas Dapat Bantuan Alat Bantu untuk Tingkatkan Mobilitas

"Microsoft dan antivirus terus di upgrade. Sesuai SOP, karena kita industri perbankan jadi, ya, security first. Tidak ada masalah," ungkap Priagung memastikan, seperti diungkap melalui keterangan resminya, Rabu, 17 Mei 2017.

Ungkapan ini cukup memberikan kepastian keamanan nasabah sehingga bagi Bank DKI tidak sulit untuk memberikan layanan lain yang dianggap akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi. Salah satunya adalah menghadirkan instrumen pembayaran nontunai atau uang elektronik (e-money).

BUMD DKI Ini Paling Sehat, Jakpro-Transjakarta Masih 'Sakit'

Diketahui, e-money memang telah menjadi tren karena dianggap lebih praktis, mudah dan aman dibandingkan uang tunai. Tak pelak, pasar uang elektronik berbasis chip ini dilihat sebagai peluang bisnis menggiurkan bagi perbankan di Tanah Air.

Sebab, perbankan mendapatkan keuntungan berbasis biaya (fee based income) dari e-money tersebut, di antaranya seperti pembayaran tarif jasa transportasi atau berbelanja.

Kolaborasi BPD SI, Bank DKI Pimpin Kredit Sindikasi Senilai Rp 1,5 Triliun

Untuk itu, dalam waktu dekat, PT Bank DKI akan menerapkan e-money server based (uang elektronik berbasis server). Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan, produk teranyar ini bertujuan untuk memudahkan transaksi sehari-hari nasabah melalui aplikasi ponsel.

Ia juga mengatakan pihaknya juga sudah mendapat lampu hijau dari Bank Indonesia. "E-money server based itu satu kartu plus tabungan. Kami sudah punya izin dan secara teknis sudah siap, tinggal diluncurkan dan diterapkan. Mudah-mudahan bulan Juni besok," kata Kresno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.

Perlu diketahui, e-money server based menggunakan jaringan telekomunikasi pada saat bertransaksi, instrumen tersebut akan mengirim data ke server penerbit kartu dan setelah itu mengirim konfirmasi.

Oleh karena itu, setiap detail transaksinya terkirim langsung ke penerbit. Menurut Kresno, server based pada dasarnya berbasis tabungan dan bagi nasabah yang ingin bertransaksi, seperi belanja, bisa memakai aplikasi QR (Pay by QR) hasil kerja sama dengan perusahaan teknologi informasi, Dimo.

"Mereka (Dimo) memiliki 100 jenis merchant. Otomatis, karena sudah kerja sama maka seluruh merchant terkoneksi dengan Bank DKI," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya