Kisah Haji Subandi Sukses Jadi Juragan Bakso di Korsel

Pemilik Restoran Bakso Bejo di Korea Selatan, Haji Subandi, (kiri) dan Duta Besar RI untuk Korsel, Umar Hadi.
Sumber :
  • KBRI Seoul

VIVA.co.id – Orang Indonesia di luar negeri tak melulu cuma menimba ilmu atau jadi pekerja migran. Asalkan punya ketekunan dan tidak mudah menyerah - walau modal pas-pasan - bisa kok warga negara Indonesia merintis usaha di Negeri Orang dan akhirnya sukses menjadi pengusaha.

Bagi yang Nyoblos, di Sini Gratis Makan Bakso Rendang Pertama di Dunia

Ini yang dibuktikan Haji Subandi di Korea Selatan. Dia sukses mengubah nasib – dari yang tadinya seorang pekerja migran (TKI) selama belasan tahun – kini menjadi pengusaha bakso yang keren di Negeri Ginseng itu.

Nama usahanya, Bakso Bejo. Jadi, kalau Anda ke Korsel, Bakso Bejo sudah cukup masyhur. Bisa jadi inilah satu-satunya bakso “Made in WNI” di Korsel yang tersebar di lima kota dengan banyak cabang.

RESEP: Bakso Sapi Pakai Blender, Enak dan Kenyal

Bahkan ada seloroh, belum sampai Korsel kalau belum merasakan Bakso Bejo. Itu sebabnya Duta Besar baru RI untuk Korsel, Umar Hadi, penasaran dengan “mahsyurnya” usaha kuliner Haji Subandi itu.

Dia pun hari ini langsung meluncur ke Kota Pocheon - yang berjarak satu jam perjalanan mobil dari Ibu Kota Seoul - tempat Subandi berusaha. “Benar apa yang dibilang orang-orang, rasa baksonya sungguh lezat,” kata Dubes Umar kepada VIVA.co.id hari ini.

Doyan Pedas? 5 Kuliner Super Ini Wajib Dicoba

Selain itu, Umar mengungkapkan pertemuannya dengan Haji Subandi dan kagum dengan perjuangannya berbisnis bakso di Korsel. Subandi pun bercerita bahwa dua tahun laiu dia meniti bisnis kuliner dengan modal 200 ribu won, atau kisaran Rp 2.3 juta.

Jurusnya, trial and error. Mencoba-coba bikin bakso dan meminta teman-temannya sebagai juru cicip. Ketika sudah maknyus, dia mulai promosi melalui media sosial. Usahanya tidak sia-sia.

Mie bakso urat khas Warung Bejo di Korea Selatan

Mie bakso urat khas Bakso Bejo di Korea Selatan. (Foto: KBRI Seoul).

"Saat ini, setiap hari, saya bisa habis satu ekor sapi dan mengirim bakso ke berbagai kota hingga satu ton. Dalam sebulan, saya dapat untung ratusan juta rupiah. Alhamdulillah," ujar Subandi.

Dia pun tidak sekadar membuka warung bakso. Subandi juga menjual berbagai macam jajanan, bumbu, maupun makanan cepat saji asal Indonesia. Termasuk mie instan yang paling populer di Tanah Air.  

Jadi Importir

Itu sebabnya, Umar ternyata tak hanya makan bakso sambil mendengar cerita Subandi. Dia punya rencana besar dan Subandi pun menanggapinya dengan antusias: yaitu membuka cabang Bakso Bejo di Seoul serta mengembangkan usaha Bandi - demikian panggilan akrab Subandi - agar menjadi importir dari Indonesia.

"Hampir semua produk makanan Indonesia yang dijual di Korea diimpor oleh perusahaan setempat. Akibatnya, kita tidak bisa mengontrol harga. Harus ada WNI yang mulai mengimpor dan saya akan memberi bantuan," kata Dubes Umar sambil menikmati Bakso Bejo.

Dia yakin, mengingat ada sedikitnya 38 ribu WNI di Negeri Kimchi itu, maka sangat mungkin membuat semacam pusat jajan Indonesia di kota yang padat WNI. Tempat tersebut juga harus dilengkapi dengan masjid tempat berkumpulnya warga.

Suasana di Warung Bakso Bejo Kota Pocheon Korea Selatan

Pengunjung Warung Bakso Bejo milik Haji Subandi di Kota Pocheon, Korea Selatan. (Foto: KBRI Seoul)

"Saya kira Pak Bandi punya potensi menjadi pionir pengusaha Indonesia di Korea. Jiwa bisnisnya terasah dan pengetahuan Koreanya paripurna," kata Umar.

Bandi pun mengaku segera menyiapkan diri untuk bisnis yang lebih besar. Ia bahkan berniat untuk lebih beramal bagi dari segala keuntungan bisnisnya itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya