Tarif Listrik dan Tiket Pesawat Kerek Inflasi Juni 

Meteran listrik/Ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender sebesar 2,38 persen dan inflasi secara tahun ke tahun sebesar 4,37 persen. 

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, penyebab utama terjadinya inflasi Juni adalah pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA golongan mampu, kenaikan tiket pesawat udara hingga tiket angkutan darat seperti bus dan kereta api. 

"Jadi inflasi terutama dipengaruhi oleh tarif listrik, angkutan udara, dan angkutan darat yaitu bus serta kereta api, sedangkan bahan makanan relatif terkendali," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017. 

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Ia menjelaskan, tarif listrik menjadi komponen utama penyumbang inflasi sebagaimana yang masuk dalam kategori kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mencatatkan inflasi 0,75, atau memberikan andil keseluruhan 0,18 persen. 

"Kita semua tahu bahwa komoditas yang dominan adalah penyesuaian tarif listrik pelanggan 900 VA, karena ada pengalihan subsidi dan dicek ulang ternyata yang mampu subsidinya ditarik. Ini adalah dampak terakhir karena ini pasca bayar," ujar dia.
 
Sementara itu, dia melanjutkan, untuk kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat inflasi sebesar 1,27 persen dan memberikan andil 0,23 persen. "Ini karena ada kenaikan tiket pesawat, tarif bus antarkota yang naik, dan kereta api," tutur dia.

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

Hal yang menarik, menurut dia, meskipun Juni adalah masa Lebaran, pengaruh bahan makanan relatif terkendali, sehingga inflasi yang disumbang tidak begitu besar. Inflasi bahan makanan yang tercatat sebesar 0,69 dengan andil 0,14 persen.

"Andil 0,14 persen itu juga lebih terjadi karena kenaikan sayur-sayuran yang hasilnya kecil-kecil, misalnya andil ikan segar 0,5 persen, pepaya 0,02 persen, dan sayuran yang kecil-kecil, kentang ketimum, tomat sayur, kelapa sekitar 0,02 persen, itu yang menyumbang 0,14 persen," tuturnya. 

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), dia melanjutkan, inflasi terjadi di 79 kota dan tiga kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 4,48 persen, sedangkan inflasi terendah di Kota Merauke 0,12  persen.

"Untuk deflasi yang terjadi di tiga kota, tercatat tertinggi di Kota Singaraja 0,64 persen dan terendah di Kota Denpasar 0,01 persen," tutur dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya