- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id – Bursa Efek Indonesia pada hari ini merayakan hari jadinya yang ke-25. Dalam perayaan yang digelar secara sederhana di kantor BEI, otoritas bursa turut mengundang seluruh mantan jajaran dewan komisaris dan direksi BEI sejak 1992, untuk bernostalgia mengenang kiprah BEI selama 25 tahun.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, di depan para mantan jajaran dewan komisaris dan direksi BEI saling mengungkapkan kenangannya, khususnya terkait kejadian pahit yang pernah dirasakan otoritas bursa selama 25 tahun berdiri. Salah satunya, adalah kejadian tak terlupakan ketika gedung BEI menjadi lokasi pemboman pada 2000.
Cerita lainnya pun disampaikan Fuad Bawazier, mantan komisaris utama Bursa Efek Jakarta pada periode 1996-1998. Fuad, yang pada waktu itu juga menjabat sebagai direktur jenderal Pajak Kementerian Keuangan, mengenang sulitnya mengejar kewajiban perpajakan emiten yang telah melantai di bursa.
“Kalau mau diperiksa, emiten pasti ngumpet. Lari semua,” kata Fuad, disambut dengan gelak tawa seluruh tamu undangan di gedung BEI, Jakarta.
Mantan dirut BEI periode 2002-2009, Erry Firmansyah, pun tak ketinggalan. Ia menceritakan kesulitannya dalam mengejar target satu juta emiten melantai di bursa. Apalagi, keinginan tersebut sejauh ini belum terealisasi, terutama sejak otoritas bursa berganti nama dari BEJ menjadi BEI.
Sementara itu, direktur utama BEI periode sebelumya. Ito Warsito, menegaskan bahwa beban untuk mencapai target yang dicanangkan para pemimpin otoritas bursa sebelumnya saat ini berada di pundak seluruh jajaran BEI. Maka, diharapkan seluruh jajaran mampu merealisasikan keinginan itu di masa depan.
“Beban sekarang ada di pundak generasi sekarang dan selanjutnya. Kalian semua suatu saat juga harus maju ke depan,” katanya.