RI Pakai Jurus Little Bandung di Korsel Agar Ekspor Terjaga

Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, saat resmikan Little Bandung di Seoul.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Mulai turunnya nilai ekspor non-migas (minyak dan gas) Indonesia ke Korea Selatan tak lantas membuat kerja sama ekonomi dua negara jadi melemah. Sebab, berbagai inovasi produk ekspor justru terus dikembangkan Indonesia ke Korea Selatan.

Dorong Ekspor UMKM, Bea Cukai Jalin Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

Salah satunya adalah membuka gerai Usaha Kecil Menengah (UKM) asal Indonesia yang diberi nama "Little Bandung Wall" yang berlokasi di restoran Bali Bistro Seoul dan di Fun Road Cafe di Anyang-Si Korea Selatan. 

Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, mengungkapkan dibukanya Little Bandung di Seoul ini lantaran nilai ekspor non migas Indonesia ke Korea Selatan 30 persennya adalah batu bara.

Mobil China Kian Mendominasi di Rusia

Padahal, Pemerintah Korsel berencana menghapus secara bertahap pembangkit listriknya yang menggunakan tenaga batu bara. Ini bisa mempengaruhi ekspor non-migas Indonesia ke Korsel. Sehingga, agar nilai ekspornya ke Korsel tidak turun, Indonesia perlu gencarkan alternatif produk lainnya.

"Indonesia perlu cari produk alternatif non migas lainnya untuk gantikan posisi batu bara, yang ke depannya permintaan dari Korea pasti akan menurun," jelas Umar, seperti yang disiarkan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Jumat 21 Juli 2017.  

Perluas Pasar Ekspor, Bea Cukai Asistensi Tiga UMKM Ini

Umar mengungkapkan, ide pembuatan Little Bandung tak lepas dari latar belakang pendidikan S1-nya di Bandung. Dia tahu persis potensi kota yang terkenal dengan julukan Paris van Java itu.  

Menurutnya, Bandung merupakan kota yang penuh anak-anak muda kreatif, yang mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah yang tinggi, yang bisa menjadikan Korea sebagai salah satu pasar potensial bagi produk-produk tersebut.

“Pembukaan Little Bandung Wall di dua tempat sekaligus di Seoul merupakan langkah awal strategis dalam upaya memasarkan produk-produk asal kota Bandung, khususnya produk-produk UKM untuk menerobos pasar Korea,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyatakan sangat mengapresiasi dukungan dari seluruh jajaran KBRI Seoul yang secara aktif mencarikan mitra dagang di Korea untuk terealisasinya Little Bandung Wall.

Adapun produk yang ada di Little Bandung Wall terdiri dari produk makanan, kerajinan tangan dan fashion. Lalu, kuliner khas Bandung seperti pancake durian, cokelat, keripik jamur tiram, dan keripik kentang mustofa.

Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung, ekspor dari Kota Bandung ke Korea mencapai US$13 juta pada 2016 meningkat dari 2015 yang hanya mencapai US$11 juta. Produknya adalah alat kesehatan, fashion, furniture, dan makanan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya