Lima Kemalasan Sepele yang Bikin Dompet Tekor

Ilustrasi dompet.
Sumber :
  • Pixabay/e-gabi

VIVA.co.id – Rasa malas sekilas memang manusiawi. Semua manusia kadang punya rasa malas. Malas untuk bangun pagi, malas untuk olah raga, hingga malas untuk sekadar menjawab telepon saat sedang liburan.

Marshanda Blak-blakan Ngaku Kesulitan Keuangan Hingga Ngutang untuk Pengobatan

Dari sisi keuangan, ternyata rasa malas memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Rasa malas bahkan bisa menimbulkan kerugian yang berlipat ganda dari sisi keuangan.

Bayangkan saja, jika Anda malas mengantre di ATM untuk membayar cicilan, lalu cicilan melewati jatuh tempo, Anda akan mengalami banyak kerugian. Kerugian paling sederhana, Anda akan terkena denda keterlambatan. Kerugian lainnya, karena malas membayar cicilan, credit score di bank akan jelek. 

Sempat Kesulitan Ekonomi, Jeje Slebew Blak-blakan Soal Keuangannya

Akibatnya berikutnya, Anda akan sulit mendapatkan pinjaman dari bank lagi jika suatu saat membutuhkan dana. Jadi dari sisi keuangan, betapa banyak kerugian yang akan diderita jika malas. 

Kerugian ini dimulai dari hal-hal kecil. Apa saja? Berikut ini lima kemalasan kecil yang dihimpun Halomoney.co.id, tapi bisa mengakibatkan kerugian besar.

Jessica Iskandar Alami Masalah Keuangan, Begini Reaksi Nia Ramadhani

1. Tidak mencatat tanggal jatuh tempo 

Setiap tagihan memiliki tanggal jatuh tempo. Itulah tanggal paling akhir harus membayar cicilan. Di kartu kredit bahkan sebaiknya membayar cicilan dua hari sebelum tanggal jatuh tempo.

Malas mencatat tanggal jatuh tempo setiap tagihan akan berakibat sangat buruk bagi keuangan. Catat di buku saku atau di smartphone setiap tagihan, nominal, dan tanggal jatuh tempo. Dengan begini, Anda akan terhindar denda gara-gara hal sepele, yakni lupa mengingat tanggal jatuh tempo cicilan.

Biaya yang muncul akibat hal sepele ini cukup besar. Tagihan internet misalnya, denda keterlambatannya sebesar Rp30 ribu sebulan. Jika terjadi setiap bulan, dalam setahun terkena denda hingga Rp360 ribu. Ini hanya dari satu tagihan. Jika punya empat tagihan, jumlahnya akan mencapai Rp1,44 juta per tahun, sebuah biaya yang tidak kecil.

2. Malas mengisi uang elektronik dalam jumlah cukup

Malas yang satu ini juga cukup berbahaya dari sisi keuangan. Maklum, saat ini setiap mengisi ulang (top up) uang elektronik, nasabah akan terkena biaya sebesar Rp2.000 (termasuk PPN sebesar Rp182). Biaya ini antara lain muncul jika mengisi ulang di loket TransJakarta.

Dalam sebulan, jika melakukan isi ulang sebanyak lima kali, karena malas mengisi uang elektronik dengan jumlah yang cukup, akan terkena biaya Rp10.000. Dalam satu tahun jumlah bisa mencapai Rp120 ribu.

Sebab itu, isilah uang elektronik Anda, termasuk tiket transportasi publik dengan jumlah yang cukup. Alokasikan untuk kebutuhan transaksi sebulan. Daripada bolak balik mengisi uang elektronik dan terkena biaya top up yang cukup besar.

3. Malas memakai transportasi umum

Kemalasan yang satu ini juga sangat besar dampaknya bagi kocek Anda. Jika malas memakai transportasi umum, dan memilih kendaraan motor atau mobil pribadi, uang yang harus dikeluarkan lebih besar. 

Sebaliknya jika Anda lebih memilih memakai transportasi umum, akan menghemat hingga jutaan rupiah. Dan jika uang itu dikembangkan dalam instrumen investasi reksa dana, bisa berkembang menjadi Rp200 juta dalam sekian tahun. 

4. Malas membandingkan sebelum bertransaksi/membeli

Sebelum membeli sesuatu, lakukanlah perbandingan lebih dahulu. Dengan melakukan perbandingan, Anda akan tahu, apakah harga yang harus dibayar itu mahal, sesuai harga pasar, atau murah. 

Jika langsung bertransaksi, sedangkan harganya terbilang mahal, Anda akan mengalami kerugian. Prinsip ini berlaku untuk banyak hal. Termasuk di bidang keuangan. 

Jika melakukan perbandingan terhadap kartu kredit atau kredit tanpa agunan yang akan diajukan, akan menghemat hingga Rp10 juta dengan mendapatkan kartu kredit yang tepat. 

5. Malas menyisihkan tabungan dan investasi di awal bulan

Kemalasan yang satu ini terkesan sepele, tapi konsekuensi juga besar. Anda selalu menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi setelah pertengahan bulan, bahkan di akhir bulan dari sisa belanja bulanan. 

Anda malas mengubah kebiasaan keuangan ini, akan kehilangan emas untuk mengembangkan dana. Jika berlangsung setiap bulan selama sekian tahun, kerugian akan semakin besar. 

Sebaiknya segera ubah kebiasaan keuangan Anda dan mulailah menyisihkan dana untuk tabungan serta investasi sejak pertama menerima gaji bulanan. Semakin cepat memulai kebiasaan baik ini, semakin besar keuntungan yang akan didapat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya